Umumkan Desain Golden Dome, Trump Tunjuk Pemimpin Proyek

7 hours ago 3
Umumkan Desain Golden Dome, Trump Tunjuk Pemimpin Proyek Donald Trump dan MBS.(Dok Al-Jazeera)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan telah memilih desain akhir untuk sistem pertahanan rudal Golden Dome senilai US$175 miliar dan menunjuk Jenderal Michael Guetlein dari Angkatan Luar Angkasa AS sebagai pemimpin program tersebut. 

Proyek ini dirancang untuk menghadapi potensi ancaman rudal dari Tiongkok dan Rusia melalui jaringan satelit yang luas.

Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Trump menyebut Golden Dome sebagai bagian penting dari visi pertahanannya. 

Sistem ini akan mengandalkan ratusan satelit yang mampu mendeteksi, melacak dan menghancurkan rudal musuh sejak awal peluncuran. 

"Golden Dome akan melindungi tanah air kita," ujar Trump dilansir Newsweek, Rabu (21/5)

Dia juga menambahkan bahwa Kanada menunjukkan minat untuk ikut serta dalam proyek ini.

Kantor Perdana Menteri Kanada Mark Carney membenarkan bahwa pihaknya sedang menjajaki penguatan kerja sama pertahanan dan ekonomi dengan Amerika Serikat, termasuk pembahasan mengenai NORAD dan Golden Dome. 

"Pembahasan ini tentu saja mencakup penguatan NORAD dan inisiatif terkait seperti Golden Dome," demikian bunyi pernyataan kantor tersebut.

Trump menargetkan sistem tersebut akan beroperasi penuh pada akhir masa jabatannya di Januari 2029. 

Namun, sejumlah analis industri skeptis terhadap estimasi biaya dan jadwal tersebut. 

"Ronald Reagan menginginkannya bertahun-tahun lalu, tetapi mereka tidak memiliki teknologinya," kata Trump, mengacu pada program Star Wars yang gagal diwujudkan di era 1980-an.

Tom Karako dari Pusat Studi Strategis dan Internasional menyebut biaya aktual proyek bisa jauh lebih tinggi.

"Titik data baru adalah US$175 miliar, tetapi pertanyaannya tetap, dalam jangka waktu berapa. Mungkin 10 tahun," katanya. 

Kantor Anggaran Kongres (CBO) bahkan memperkirakan biaya Golden Dome bisa membengkak hingga US$831 miliar dalam dua dekade mendatang.

Sejumlah politisi Demokrat menyuarakan kekhawatiran terkait proses pengadaan dan keterlibatan perusahaan seperti SpaceX milik Elon Musk--sekutu Trump--serta Palantir dan Anduril, yang diprediksi menjadi pemain kunci dalam proyek ini. 

Senator Kevin Cramer dari North Dakota mengatakan bahwa proyek ini membuka peluang partisipasi lebih luas. 

"Ekosistem pertahanan ruang angkasa otonom yang baru lebih banyak tentang Lembah Silikon daripada tentang logam besar," ujarnya merujuk pada pergeseran dari kontraktor pertahanan tradisional ke perusahaan teknologi.

Golden Dome terinspirasi oleh sistem Iron Dome milik Israel, tetapi dengan cakupan yang jauh lebih luas. Proyek ini mencakup satelit pengintai dan satelit penyerang yang dapat menetralisasi rudal lawan sejak tahap awal peluncuran.

Trump juga menyebutkan bahwa negara bagian seperti Alaska, Florida, Georgia, dan Indiana akan menjadi lokasi penting dalam pengembangan sistem ini. 

Perusahaan pertahanan seperti L3Harris Technologies, Lockheed Martin, dan RTX Corp diidentifikasi sebagai calon kontraktor utama. L3Harris, misalnya, telah menginvestasikan US$150 juta untuk fasilitas di Fort Wayne, Indiana, yang memproduksi satelit sensor pelacak rudal hipersonik dan balistik.

Meskipun demikian, pendanaan proyek masih belum pasti. Proposal dari Partai Republik mengusulkan dana awal sebesar US$25 miliar dalam paket pertahanan senilai US$150 miliar, tetapi pendanaan tersebut bergantung pada pengesahan RUU rekonsiliasi yang kontroversial.

"Kecuali rekonsiliasi disahkan, dana untuk Golden Dome mungkin tidak akan terwujud," kata seorang eksekutif industri, yang meminta identitasnya dirahasiakan. 

"Ini membahayakan seluruh alur waktu proyek," pungkasnya. (I-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |