
Transformasi industri pertambangan menjadi isu krusial dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, tekanan terhadap sektor ini kian meningkat, seiring tuntutan global untuk menerapkan prinsip dekarbonisasi, efisiensi operasional, dan tanggung jawab sosial.
Tak hanya menyangkut aspek teknis, reformasi di sektor tambang juga menyentuh sisi sosial dan lingkungan yang selama ini kerap terabaikan. Kehadiran regulasi yang semakin ketat dari pemerintah dinilai menjadi pemicu transformasi di sektor tambang. Namun, regulasi semata tidak cukup untuk mendorong perubahan.
Inovasi teknologi, pengelolaan sumber daya manusia yang adaptif, serta dukungan dari komunitas lokal menjadi pilar penting dalam membangun industri yang lebih tangguh dan bertanggung jawab. Di sisi lain, masih terdapat kesenjangan antara pelaku usaha besar dan kecil dalam mengakses sumber daya untuk melakukan transformasi ini.
Penguatan praktik pertambangan yang baik atau good mining practice juga menjadi sorotan utama dalam agenda nasional. Pemerintah melalui Kementerian ESDM menyampaikan komitmennya untuk memastikan seluruh kegiatan industri dilakukan secara aman, efisien, dan berkelanjutan. Hal ini meliputi pemulihan lahan pascatambang, perlindungan tenaga kerja, hingga transparansi dalam pelaporan lingkungan.
Namun, perubahan tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja. Diperlukan keterlibatan aktif dari sektor swasta dan organisasi profesional untuk memastikan agenda transformasi ini berjalan efektif. Kolaborasi lintas sektor menjadi salah satu pendekatan yang mulai diadopsi, tidak hanya untuk menyelaraskan kepentingan, tapi juga untuk mempercepat adopsi praktik terbaik di lapangan.
Forum MineXcellence 2025 yang digelar di Jakarta, Rabu (9/7), menjadi salah satu contoh nyata dari upaya kolaboratif tersebut. Diselenggarakan oleh Society of Renewable Energy (SRE) dan Shell Indonesia dengan dukungan dari Ditjen Mineral dan Batubara ESDM, forum ini menjadi wadah dialog strategis antara regulator, pelaku industri, dan komunitas profesional.
Mengangkat tema Groundbreaking Productivity, Innovation, and Sustainability in the Indonesian Mining Industry, acara ini menghadirkan berbagai pandangan untuk mempercepat transformasi industri tambang.
Hendra Gunawan, Direktur Teknik dan Lingkungan Minerba Hendra Gunawan menekankan transformasi sektor minerba tidak cukup hanya dengan kepatuhan terhadap regulasi.
"Tapi, juga butuh keberanian untuk berinovasi, memimpin dengan dampak, dan menjalin kolaborasi yang kuat antar sektor," kata dia dalam keterangan resmi.
Acara berlanjut dengan talkshow bersama Dwinanto Herlambang (ESDM) dan Hendra Sinadia (IMA) yang membahas kesiapan industri menghadapi tantangan ESG dan pentingnya standar keselamatan serta teknologi.
MineXcellence 2025 sendiri kini resmi dibuka dan mengundang seluruh perusahaan tambang, kontraktor, serta penyedia jasa di sektor Minerba untuk berpartisipasi dengan mengajukan inisiatif terbaiknya sebelum 17 Agustus 2025. Proposal-proposal yang lolos kurasi akan mendapat penghargaan pada malam penganugerahan yang dijadwalkan berlangsung pada November 2025 mendatang. (E-3)