
TRADISI Sesaji Rewanda kembali akan digelar di Obyek Wisata Goa Kreo, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang Sabtu (12/4), tradisi unik yakni membawa gunungan buah dan makanan untuk diberikan kepada ribuan kera penghuni hutan tersebut diperkirakan akan dihadiri ribuan wisatawan.
Pemantauan Media Indonesia Jumat (11/4) puluhan warga Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang terlihat sibuk menata buah-buahan dan makanan hingga membentuk gunungan, sejak siang satu persatu berbagai jenis buah ditata secara apik dalam beberapa wadah yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Gunungan buah dan makanan yang dipersiapkan tersebut, dipersiapkan secara khusus untuk pelaksanaan proses tradisi Rewanda yakni tradisi unik yakni membawa gunungan buah dan makanan untuk diberikan kepada ribuan kera penghuni goa di hutan Kreo, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang menurut rencana dilaksanakan Sabtu (12/4).
"Kearifan lokal Tradisi Rewanda tersebut, menurut rencana akan dibuka Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti dimulai pukul 07.00-10.00 WIB," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Wing Wiyarso Jumat (11/4).
Tradisi Rewanda di Obyek Wisata Goa Kreo Semarang itu, menurut Wing Wiyarso, akan awali dengan kegiatan kirab budaya sejauh 2,5 kilometer membawa gunungan buah-buahan dan makanan dilaksanakan oleh ratusan warga menuju puncak gunung di Hutan Kreo, kemudian dilanjutkan prosesi pemotongan tumpeng oleh kepala daerah.
Selain memberikan sesaji berupa gunungan buah dan makanan kepada ribuan kera penghuni hutan tersebut, ungkap Wing Wiyarso, dalam prosesi Tradisi Rewanda ini juga akan ditampilkan berbagai hiburan dari mulai musik, tari-tarian hingga hiburan tradisional lainnya. "Diperkirakan Ajan ada ribuan pengunjung yang datang menyaksikan tradisi unik ini," imbuhnya.
Tradisi Rewanda yang digelar setiap tahun setelah lebaran Idul Fitri ini, lanjut Wing Wiyarso, telah berlangsung sejak abad ke-15, yaitu pada saat Sunan Kalijaga, salah satu tokoh penting dalam sejarah penyebaran Islam di Indonesia ketika akan membangun sebuah masjid yang sekarang terkenal sebagai Masjid Agung Demak.
"Sesaji Rewanda juga memiliki berbagai makna dan tujuan yang sangatlah mendalam yakni“memberi hadiah kepada kera yang mencerminkan pentingnya menjaga harmoni hubungan antara manusia dan alam," ujar Wing Wiyarso.
Hikayat Goa Kreo
Goa Kreo yang kini menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Semarang, Pengelola Desa Wisata Kandri, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang Masduki mengungkapkan konon merupakan tempat pertapaan Sunan Kalijaga dan kera ekor panjang yang menjadi penghuni hutan Kreo tersebut merupakan peliharaan Sang Sunan.
Menurut hikayat yang berkembang dan diyakini warga setempat, cerita ini berawal saat Sunan Kalijaga sedang mencari kayu untuk pembangunan Masjid Demak di hutan tersebut, namun pohon jati akan ditebang itu justru berpindah-pindah tempat, sehingga Sang Sunan melakukan pertapaan untuk mencari jawaban mengenai letak kayu jati yang mendadak berpindah.
Tempat bertapa Sunan Kalijaga di sebuah goa yang kini dikenal dengan Goa Kreo itu hingga mendapat petunjuk tempat pohon jati berada, namun saat perjalanan menuju ke lokasi pohon itu dihadang sekelompok penjahat hingga terjadi pertarungan kemudian melanjutkan perjalanan dan setelah mendapatkan kayu yang dimaksud namun mengalami kesulitan membawa.
Ukuran kayu yang sangat besar tersangkut dan sulit untuk dihanyutkan ke sungai menuju ke Demak, namun di tengah kesulitan terjadi ada empat kera ekor panjang yang datang membantu Sunan Kalijaga hingga kayu itu kembali berjalan lancar.l, bahkan kera-kera tersebut ingin mengikuti sang sunan tetapi ditolak.
Tetapi sebagai tanda terima kasih, Sunan Kalijaga memberikan kawasan hutan di Goa Kreo agar menjadi tempat tinggal kera-kera tersebut, hingga diyakini bawa ribuan kera yang saat ini berada di Hutan Kreo merupakan keturunan dari empat kera yang telah membantu Sunan Kalijaga.