Tidak Optimal Serap Gabah, Kepala Kanwil Bulog Kalsel Dicopot

1 month ago 17
Tidak Optimal Serap Gabah, Kepala Kanwil Bulog Kalsel Dicopot Ilustrasi(MI/Djoko Sarjono)

MENTERI Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengambil tindakan tegas dengan mencopot Kepala Kantor Wilayah Perum Bulog Kalimantan Selatan, Dani Satrio. Pencopotan itu disebabkan Dani Satrio dinilai pasif dalam menyerap gabah petani saat panen raya.

Melalui rilisnya, Mentan pada Selasa (18/3) malam mencopot Kepala Kanwil Bulog Kalsel. Pencopotan ini setelah pada paginya Mentan mendapat keluhan petani saat panen raya di Desa Maluka, Kabupaten Tanah Laut, dan merasa kecewa atas kinerja Bulog Kalsel.

“Saya kecewa dengan Bulog hari ini. Petani menunggu kepastian harga di sawah, tapi Bulog malah menunggu di gudang. Ini enggak bisa dibiarkan. Harus ada perbaikan sistem. Kalau ada yang tidak mau bekerja untuk rakyat, lebih baik minggir!,” tegas Mentan Amran.

Keluhan petani di Tanah Laut ini menjadi sorotan Mentan. Mereka mengungkapkan bahwa saat ini gabah mereka terpaksa dijual ke tengkulak dengan harga di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP), yaitu hanya Rp5.300 hingga Rp5.600 per kilogram. Hal ini terjadi karena Bulog di Kalimantan Selatan dinilai kurang responsif dan sulit dihubungi ketika petani membutuhkan kepastian penyerapan.

“Bulog di sini susah sekali dihubungi, mereka juga jarang turun ke lapangan. Padahal sekarang petani lagi panen raya, tapi enggak ada kepastian. Akhirnya, kami terpaksa jual ke tengkulak meskipun harganya jauh di bawah HPP,” keluh seorang petani Tanah Laut.

Keluhan serupa juga datang dari petani lain di Tanah Laut dan sekitarnya. Ada petani yang mengaku memiliki 151 karung gabah, tetapi belum ada kepastian kapan Bulog akan membelinya, sehingga menyimpan gabah di rumahnya. Selain itu, banyak petani mengeluhkan bahwa Bulog masih memberikan persyaratan yang terlalu ketat, seperti mewajibkan gabah dalam kondisi benar-benar kering, sehingga makin menyulitkan petani. Bahkan, mereka juga mengeluhkan pembayaran dari Bulog yang sering terlambat hingga satu minggu, menyebabkan mereka kesulitan dalam perputaran modal.

Sebagai respons tegas atas situasi ini, Mentan Amran memastikan bahwa pencopotan pimpinan Bulog Kalsel bukan sekadar hukuman, tetapi juga langkah serius untuk memperbaiki sistem serapan gabah ke depannya. Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam ketika petani dirugikan akibat lambannya kinerja Bulog.

“Kita tidak bisa membiarkan petani terus dirugikan. Harus ada perbaikan nyata, Bulog harus turun ke lapangan, bukan sekadar menunggu di gudang! Ke depan, kita akan terus pantau agar penyerapan gabah berjalan optimal,” tegasnya.

Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi petani, memastikan harga gabah tetap stabil, serta menjamin tidak ada lagi petani yang merasa diabaikan saat panen raya. Pemerintah berkomitmen untuk terus mengawal kesejahteraan petani dan memastikan kebijakan yang berpihak benar-benar terlaksana di lapangan. (DY/E-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |