
EVP Group Strategic Information Technology (IT) Bank Central Asia (BCA) David Formula mengungkapkan industri yang paling banyak mengalami serangan siber adalah teknologi informasi. TI menjadi urutan pertama yang menjadi sasaran dari serangan siber karena sektor tersebut bisa menembus ke sektor manapun apabila telah berhasil dibobol.
"Yang pertama paling banyak terkena serangan siber adalah IT. Perbankan itu kalau secara internasional nomor 7 atau nomor 6, seingat saya nomor 7. Kalau teknologinya sudah dapat, karena perbankan ini menggunakan teknologi informasi, dia bisa masuk ke sini juga," ucap David di acara Talk Show Mini Studio BCA Expoversary 2025 yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Minggu (23/2).
Di kesempatan yang sama, EVP Contact Center & Digital Services BCA, Adrianus Wagimin menyampaikan beberapa tips yang bisa dilakukan oleh nasabah untuk mencegah terjadinya serangan siber.
"Pertama, jangan memasang aplikasi-aplikasi tidak resmi, jadi harus melalui yang resmi. Banyak nasabah yang iseng atau coba-coba untuk meng-install aplikasi tidak resmi," ucapnya.
Tips kedua, selalu memperbarui perangkat lunak. Tips berikutnya adalah menghindari panggilan asing yang mengatasnamakan seseorang.
"Kalau sampai terjadi, tolong hubungi balik ke perusahaan tersebut, itu paling aman," bebernya.
Tips selanjutnya, jangan pernah bagikan data pribadi baik pin ATM ataupun lainnya ke orang terdekat sekalipun. Tips ke lima yang dibagikan Adri adalah agar nasabah tidak mudah untuk mengklik link apapun yang diberikan oleh orang tidak dikenal.
"Kalau curiga ada apa-apa better pakai aplikasi Halo BCA. Hubungi Halo BCA, kami 24 jam standby, kami sangat memanage people management, kita juga menjaga koneksitasnya dengan aplikasi," tandasnya. (E-3)