Survei Ungkap Usia Anak Pertama Melakukan Hubugan Seksual Semakin Muda di Jabar

6 hours ago 2
Survei Ungkap Usia Anak Pertama Melakukan Hubugan Seksual Semakin Muda di Jabar ilustrasi(freepik)

HASIL survei yang dilakukan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jawa Barat (Jabar) menunjukan bahwa usia pertama kali remaja di wilayah Jawa Barat (Jabar) yang terlibat dalam hubungan seksual kini semakin muda.

“KPA Jabar pernah melakukan survei di tahun 2022. Dalam survei itu didapati rata-rata siswa SMA, mengaku pertama kali melakukan hubungan seksual pada usia 13 hingga 14 tahun,” ungkap Pengelola Program KPA Jabar, Landry Kusmono dikutip Senin (7/7).

Menurut Landry pertanyaan pertama yang diajukan yakni kapan pertama kali melakukan hubungan seksual, rata-rata fesponden menjawab saat usia mereka 13-14 tahun. Kemudian pertanyaan kedua,  sambung dia, hubungan seksual itu dilakukan di mana, kebanyakan dari responden menjawab itu dilakukan di rumah, ketika orangtua mereka tidak ada.

“Lebih mengkhawatirkan lagi, sebagian dari mereka tidak hanya berhubungan seksual dengan satu orang. Di catatan kita itu, ada yang sekali melakukan hubungan seks dengan dua atau tiga orang,” jelasnya.

Fenomena ini disebut Landry sebagai bagian dari pola baru penyebaran HIV di kalangan anak dan remaja. Ia menyebut sebelumnya kasus HIV banyak dipicu oleh penggunaan narkoba suntik, kini hubungan seksual bebas potensial menjadi penyebab utama.

“Saat ini yang nge-tren, ya hubungan seksual karena narkoba, terutama narkoba suntik, obatnya sekarang sudah jadi jarang, susah, harganya mahal. Yang paling gampang hubungan seksual karena aksesnya juga gampang. Mereka dapat informasi dari internet dan semua macam itu yang mempengaruhi mereka,” paparnya.

Ia khawatir akan ada peningkatan angka Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Jabar. Hingga 2024, kata dia, tercatat ada 10.405 ODHA, dan lebih dari 2.900 di antaranya berasal dari kelompok anak dan remaja. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, sambungnya, sebanyak 107 ODHA tercatat di rentang usia 5-14 tahun, 645 orang di usia 15-19 tahun, dan 2.164 orang di usia 20-24 tahun. 

“Kalau ngelihat data tadi, artinya usia di bawah 18 tahun, kalau 18 tahun itu masih anak-anak dan sampai 2024 itu hampir 800 orang, anak yang dengan HIV,” imbuhnya.

Landry menambahkan hal yang cukup mencolok, lonjakan kasus banyak ditemukan di daerah Priangan Timur khususnya di kalangan anak SMA dan bahkan menjangkau wilayah-wilayah yang sebelumnya tidak pernah masuk radar kasus HIV. Beberapa daerah ditemukan di daerah-daerah terpencil, bukan daerah kota.  

Dengan penyebaran informasi di internet, minimnya pengawasan orangtua, serta kurangnya pendidikan seksual yang memadai, menurutnya menjadi faktor penyebab anak-anak melakukan perilaku berisiko seperti seks bebas.

 “Saya menilai kini pergaulan remaja telah memasuki fase bebas tanpa batas,”tukasnya. (H-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |