
YOUGOV Indonesia, bagian dari lembaga riset konsumen global, kembali mengungkap tren belanja masyarakat Indonesia selama periode Ramadan dan Lebaran 2025. Berdasarkan survei tahunan mengenai ekspektasi dan penggunaan Tunjangan Hari Raya (THR), YouGov mencatat fesyen tetap menjadi kategori belanja utama, sementara pembelian daring terus mengalami peningkatan di beberapa segmen.
"Survei ini menunjukkan bahwa preferensi belanja masyarakat Indonesia terus berkembang dengan pengaruh digitalisasi yang semakin besar. Meskipun fesyen tetap menjadi primadona, kita melihat pergeseran yang signifikan dalam pola konsumsi di berbagai kategori. Dengan memahami perubahan ini, pelaku bisnis dapat lebih efektif menyesuaikan strategi pemasaran mereka untuk meraih kesuksesan di momen penting Ramadan dan Lebaran 2025," ungkap General Manager YouGov Indonesia Edward Hutasoit, .
Survei YouGov menunjukkan bahwa pakaian (79%) dan makanan serta minuman (71%) menjadi dua kategori utama yang paling banyak direncanakan untuk dibeli dengan THR tahun ini.
Selain itu, kue Lebaran dan hampers (52%), produk perawatan diri dan kosmetik (43%), serta alas kaki (38%) juga tetap menjadi pilihan populer di kalangan konsumen.
Dalam hal pola belanja, terdapat perbedaan yang menarik antara generasi muda dan generasi lebih tua.
Gen Z dan Millennials lebih banyak mengalokasikan THR mereka untuk fesyen dan kosmetik, sementara Gen X dan Baby Boomers lebih fokus pada makanan dan hampers Lebaran.
Pertumbuhan Belanja Online
Tren belanja online terus berkembang, terutama untuk kategori tertentu yang semakin banyak direncanakan untuk dibeli secara digital:
Paket data/internet (55%), pembayaran listrik dan tagihan (46%), serta langganan hiburan (44%) merupakan kategori dengan dominasi pembelian online.
Makanan dan minuman (58%) serta obat-obatan dan vitamin (48%) menunjukkan peningkatan dalam niat pembelian online dibandingkan tahun sebelumnya.
Produk elektronik dan peralatan rumah tangga mengalami pertumbuhan di kedua kanal (online dan offline), menandakan fleksibilitas konsumen dalam memilih cara berbelanja.
Di sisi lain, beberapa kategori masih lebih banyak direncanakan untuk dibeli secara offline.
Produk busana (75%) dan perawatan diri serta kosmetik (68%) lebih banyak direncanakan untuk dibeli langsung di toko, menunjukkan bahwa pengalaman langsung masih menjadi faktor penting dalam kategori ini.
Obat-obatan dan vitamin (45%) tetap lebih dominan dalam pembelian offline, kemungkinan karena faktor kebutuhan mendesak dan kepercayaan terhadap konsultasi langsung dengan apoteker.
"Tren belanja THR membuka peluang besar bagi ritel dan e-commerce. Dengan meningkatnya belanja online untuk makanan dan kebutuhan rumah tangga, bisnis perlu memperkuat strategi pemasaran dan penjualan digital. Sementara itu, fesyen dan kosmetik tetap lebih banyak dibeli secara offline, sehingga promosi eksklusif di toko dapat menarik lebih banyak pelanggan. Selain itu, paket hampers dan bundling dapat menjadi strategi efektif bagi konsumen yang menjadikan hampers dan makanan sebagai prioritas belanja," tutup Edward. (Z-1)