
Ketidakpastian dunia saat ini disebut bakal bersifat permanen dan mengubah tatanan global. Gejolak ekonomi, stabilitas geopolitik, hingga urusan keamanan tiap negara menjadi faktor pendorong utama terjadinya perubahan tersebut. Hal itu diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Economic Update 2025 yang diselenggarakan CNBC Indonesia, Rabu (18/6).
"Kita menyaksikan ketidakpastian ini akan lebih permanen. Karena sifat dari ketidakpastian global itu sendiri bukan karena situasi yang sifatnya temporer, tetapi lebih kepafa shifting yang kemungkinan jangkanya menengah panjang," jelasnya.
Dengan kata lain, instabilitas atau ketidakpastian dunia saat ini berbeda dengan situasi sebelumnya seperti saat pandemi covid-19, misalnya. Saat itu, penyebab utama dari ketidakpastian adalah wabah yang mengganggu mobilitas dan mendisrupsi rantai pasok global.
Seiring penanganan covid-19 dilakukan dengan baik, mobilitas kembali pulih dan disrupsi rantai pasok dapat ditekan. Berbeda dengan situasi saat ini yang lebih disebabkan oleh kebijakan politik, terutama dari negara-negara besar yang memiliki pengaruh besar pula terhadap negara lainnya.
Contoh nyata ialah kebijakan tarif dagang AS. Hal itu telah mendorong menguatnya iklim unilateral, alih-alih bilateral seperti sebelumnya. Tiap negara seolah dipaksa untuk mampu beradaptasi dengan perubahan yang cepat tersebut. Organisasi internasional yang selama ini menjadi wadah kerja sama banyak negara juga mulai kehilangan taringnya.
Alhasil, negara yang lemah akan mudah terpapar dan terdampak negatif dari perubahan tatanan global saat ini. "Inilah yang saya sebutkan tadi ketidakpastian secara global sekarang menyentuh faktor fundamental yaitu mengenai bagaimana negara, ekonomi harus berinteraksi satu sama lain. Karena namanya ekonomi dan semua ekonomi tidak mungkin close totally," jelas Sri Mulyani.
"Situasi hari ini di mana rezim unilateral menjadi dominan dikombinasikan, dengan masalah keamanan dan politik menyebabkan dunia akan terus dalam situasi bersitegang yang sayangnya kita tidak tahu kapan akan berakhir," tambahnya.
Yang membuat situasi menjadi rumit ialah guncangan dujia disebabkan oleh keputusan oleh negara atau pemimpin politik yang pertimbangannya tidak bersifat atau berorientasi global, melainkan kepentingan negaranya sendiri. Karenanya, kata Sri Mulyani, Indonesia terus mewaspadai perkembangan dunia guna mampu mengambil langkah yang tepat.
"Kita akan terus terpengaruh oleh environment yang tidak pasti yang sifatnya adalah relatively bukan jangka pendek, karena ini adalah seismic change, perubahan yang relatively direction-nya berubah. Dan kita harus siap," pungkasnya. (E-3)