Sikap Prabowo Subianto yang Baperan dan Antikritik harus Diperbaiki

3 weeks ago 14
Sikap Prabowo Subianto yang Baperan dan Antikritik harus Diperbaiki Prabowo Subianto berjoget saat debat capres.(Antara)

Sikap Presiden Prabowo Subianto yang cenderung tertutup dan tak mampu menerima kritik serta masukan dari masyarakat terkait kebijakan-kebijakannya harus diubah. Direktur eksekutif Pusat Kajian Strategis dan Internasional atau CSIS Indonesia Medelina Hendytio mengatakan Prabowo Subianto sejauh ini belum menunjukkan perbaikan pada ranah komunikasi publik. Menurutnya, komunikasi kepresidenan yang buruk terlihat dari tidak siapnya dia dalam menghadapi berbagai kritikan, khususnya penolakan publik terhadap MBG.

“Bagaimana yang berlaku di Papua saat ini proses terhadap penolakan ataupun preferensi yang lain dari pemberian makanan gratis, harusnya memang sudah menjadi antisipasi bahwa akan terjadi semacam itu,” kata Medelina kepada Media Indonesia di Jakarta, Rabu (19/2).

Hal ini semakin diperparah dengan tidak adanya langkah antisipasi oleh tim komunikasi Prabowo Subianto dalam menyikapi berbagai fenomena negatif terkait MBG. Medelina juga menyoroti bahwa banyak hal terkait program MBG yang tidak dibuka secara ransparan, padahal selama ini publik secara detil memperhatikan program tersebut. Sejumlah ahli juga ramai memberikan saran terkait penyajian makanan yang belum ideal ataupun terkait masalah yang terjadi. Namun, ia menyayangkan sikap pemerintah yang anti kritik.

“Saya kira ini terkait dengan bagaimana seluruh program itu dikomunikasikan secara baik,” imbuhnya.

Kendati Prabowo dalam pidatonya berkali-kali mengatakan bahwa pemerintahannya terbuka terhadap kritik dan saran, Medelina melihat itu justru kontradiktif dengan sikapnya dan tidak dicontohkan dalam perbuatan.

“Saya menyesalkan bagaimana Presiden kemarin dalam pidatonya, menyikapi masukan yang diberikan oleh para peneliti, oleh para ahli, tentang bagaimana makan bergizi gratis ini sebaiknya,” tukas Medelina. 

Medelina menilai bahwa komunikasi verbal dan nonverbal presiden yang terlihat konfrontatif terhadap kritik justru menunjukkan ketidaksiapan pemerintah dalam mengelola berbagai programnya.  

“Kalaupun mengatakan bahwa sangat terbuka pada masukan, tetapi gesture yang ditampilkan itu adalah sebagai sesuatu yang sangat baperan,” tutur Medelina.

Lebih jauh, Medelina mengatakan pemerintah bukan hanya bergeming dengan kritik masyarakat, tetapi juga tidak terima. Menurutnya, jika pola komunikasi Prabowo tersebut tidak diperbaiki, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat tidak akan terjalin. 

“Jadi saya kira, komunikasi publik Presiden itu penting dan kantor komunikasi kepresidenan juga Seharusnya perlu untuk diperbaiki,” tandasnya. (E-3) 

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |