REKTOR Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Jamaluddin Jompa, bersama Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam, telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mendirikan Sekolah Vokasi Pertambangan di Kabupaten Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan, pada 11 Maret 2025 lalu di Rektorat Unhas. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia lokal dan memastikan masyarakat dapat berperan aktif dalam industri pertambangan yang berkembang di daerah tersebut. Karena Unhas memiliki tanggung jawab moral dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat khusus dalam bidang kesehatan dan pendidikan sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Akhir Mei lalu, usai berkunjung ke Solia Hills dan menanam pohon eboni di lokasi pembibitan, serta ke Taman Kehati Sawerigading Wallacea PT Vale Indonesia Tbk, Jamaluddin Jompa menekankan pentingnya pendekatan berbasis data dan sains dalam menilai proses pertambangan, terutama di PT Vale.
"Proses reklamasi mereka sangat bagus, dan nursery yang dikembangkan menunjukkan bahwa kita dapat menjaga keberlanjutan alam," nilai Jamaluddin Jompa, setelah melihat bukti nyata penerapan praktik pertambangan berkelanjutan yang dilakukan oleh PT Vale tersebut.
Ia pun menjelaskan pentingnya keberadaan Taman Kehati Sawerigading, yang dikembangkan oleh PT Vale sebagai upaya untuk melestarikan tumbuhan langka dan mendukung penghijauan.
"Kita perlu mendukung dan mengapresiasi upaya ini, karena produktivitasnya luar biasa dan dapat menjadi contoh bagi seluruh negeri," jelasnya.
Ia lalu mengapresiasi upaya reklamasi pascatambang yang dilakukan oleh perusahaan yang sekarang menjadi bagian dari MIND ID ini, yang dinilai telah memenuhi standar Environmental, Social, and Governance (ESG). Itu menjadi alasan Unhas membangun Sekolah Vokasi di Lutim.
"Kita ingin menjadikan Luwu Timur ini sebagai salah satu tempat berdirinya kampus Unhas yang memfokuskan kebutuhan daerah dan industrialisasi termasuk di PT Vale. Kita tidak mau orang-orang lokal hanya menjadi penonton atau low class worker sehingga harus hadir di sini sekolah vokasi,” seru Jamaluddin Jompa.
Tidak hanya itu, Jamaluddin Jompa juga berharap Unhas bisa memanfaatkan keberadaan PT Vale untuk bekerja sama dan mewujudkan keberlanjutan dengan optimalisasi berbagai potensi yang ada.
“Sehingga kami akan bisa berkontribusi nyata pada pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Kami juga berkomitmen untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan untuk generasi mendatang," tutupnya.
Bupati Luwu Timur Irwan Bachri Syam mengungkapkan bahwa pendirian Sekolah Vokasi Pertambangan merupakan langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan industri di wilayahnya.
"Dengan adanya sekolah vokasi ini, anak-anak kami akan memiliki kesempatan untuk terlibat langsung dalam industri yang membutuhkan tenaga kerja terampil," ungkapnya.
Irwan juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat dalam mewujudkan keberlanjutan dan kesejahteraan.
"Kami ingin memastikan bahwa masyarakat lokal tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga berperan aktif dalam industri pertambangan," katanya.
Sebagai daerah industri, Pemerintah Daerah Luwu Timur (Pemda Lutim) menyambut baik inisiatif-inisiatif yang dapat berkontribusi untuk semakin meningkatkan potensi daerah, termasuk berkolaborasi dengan perguruan tinggi dan perusahaan. Terlebih, Lutim memiliki cadangan nikel yang besar sehingga investasi didorong untuk mengoptimalkan potensi tersebut.
Pemda pun membuka peluang bagi investor dengan memberikan kemudahan. Keduanya berharap bahwa dengan adanya sekolah vokasi, masyarakat Luwu Timur dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka, sehingga dapat berkontribusi secara signifikan terhadap pembangunan daerah dan pelestarian lingkungan.
Sebelum ada sekolah vokasi tersebut pun sebenarnya, jumlah karyawan lokal sudah banyak di perusahaan dengan kode emiten INCO ini. Lantaran perusahaan tambang terbesar di Indonesia ini terus mendorong terciptanya lingkungan kerja yang lebih beragam, setara, dan inklusif, dengan membuka lebih banyak peluang bagi perempuan, talenta lokal, dan masyarakat berkebutuhan khusus dalam tenaga kerja PT Vale.
Hingga akhir 2024, jumlah karyawan PT Vale mencapai 3.038 orang, meningkat sebanyak 21 orang dibandingkan tahun 2023. Dari jumlah tersebut, 83% atau 2.516 orang merupakan karyawan lokal yang berasal dari wilayah sekitar operasi. PT Vale mendefinisikan karyawan lokal sebagai individu yang berdomisili di kabupaten yang sama dengan lokasi operasional perusahaan. Sebanyak 335 karyawan lokal menduduki posisi manajerial, yang setara dengan 13,1% dari total karyawan lokal, atau 45,33% dari seluruh posisi manajerial di perusahaan.
PT Vale berkomitmen untuk terus memperkuat peran karyawan lokal sebagai bagian dari strategi pembangunan berkelanjutan dan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
Pada tahun 2024, komposisi tenaga kerja PT Vale terdiri atas 2.686 karyawan laki-laki (88,4%) dan 352 karyawan perempuan (11,6%).
"Meskipun industri pertambangan yang menjadi bidang usaha PT Vale secara tradisional didominasi oleh laki-laki, perusahaan tetap berkomitmen untuk mendorong keberagaman, karena meyakini bahwa keberagaman merupakan pendorong utama inovasi dan kinerja yang berkelanjutan,” ucap Direktur dan Chief Sustainability & Corporate Affairs Officer PT Vale Indonesia Bernardus Irmanto.
Seperti diketahui, perusahaan pengolahan nikel ini, tidak hanya berada di Luwu Timur saja, tapi sedang mengembangkan proyek ke Pomalaa, Sulawesi Tenggara dan Morowali, Sulawesi Tengah. Di Indonesia Growth Project (IGP) Morowali, per akhir Desember 2024, lebih 70% pekerja yang bekerja di area mining merupakan pekerja lokal. Angka ini akan terus bertambah seiring dengan kebutuhan proyek pengembangan. Begitu pun di IGP Pomalaa, proyek di sana akan menyerap lebih dari 2.000 tenaga kerja pada fase konstruksi. Juga pelibatan pengusaha lokal secara optimal, termasuk melakukan serangkaian kegiatan pelatihan teknis untuk mengikuti tender barang dan jasa.
Laporan resmi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kolaka, PT Vale IGP Pomalaa telah menciptakan dampak ekonomi langsung di Kolaka dengan menyerap 2.577 tenaga kerja hingga akhir 2024. Dengan rencana pendirian sekolah vokasi ini, diharapkan Luwu Timur dapat menjadi pusat pendidikan dan pelatihan yang mendukung industri pertambangan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. (LN/E-4)