Rusia Siap Beri Suaka Politik kepada Elon Musk di Tengah Perseteruan dengan Trump

4 hours ago 1
Rusia Siap Beri Suaka Politik kepada Elon Musk di Tengah Perseteruan dengan Trump Rusia menyatakan siap memberikan suaka politik kepada Elon Musk di tengah ketegangan dengan Donald Trump.(Media Sosial X)

RUSIA menyatakan kesiapannya memberikan suaka politik kepada miliarder teknologi Elon Musk. Tawaran itu menyusul meningkatnya ketegangan antara CEO Tesla itu dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

“Saya rasa Musk sedang bermain dalam permainan yang berbeda sama sekali, dan mungkin ia tidak akan membutuhkan suaka politik. Tapi jika ia membutuhkannya, Rusia tentu bisa memberikannya,” ujar Wakil Ketua Komite Urusan Internasional Duma Negara, Dmitry Novikov dikutip The Kyiv Independent, Kamis (6/6).

Pernyataan itu muncul hanya beberapa hari setelah masa jabatan Musk selama 130 hari sebagai ketua komisi federal sementara berakhir pada 30 Mei.

Perseteruan tersebut bermula dari kritik Musk terhadap rancangan undang-undang pajak besar-besaran yang dijuluki “Big Beautiful Bill,” yang menurut para ekonom bisa menambah defisit anggaran AS hingga US$600 miliar atau sekitar Rp9.600 triliun.

Trump membalas kritik itu dengan serangan pribadi dalam pertemuannya dengan Kanselir Jerman Friedrich Merz pada 5 Juni. Dalam unggahan di platform Truth Social, Trump menulis Musk “sudah kehilangan akal sehat.”

Musk tak tinggal diam. Melalui media sosial, ia mengklaim Trump berutang kemenangan pemilu padanya, dan tanpa pengaruhnya, Partai Demokrat akan tetap menguasai DPR.

Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, ikut menanggapi dengan nada bercanda di platform X (sebelumnya Twitter). Ia menyebut Moskow bersedia menjadi mediator antara "D dan E", merujuk pada Donald dan Elon, "asal diberi saham Starlink." “Jangan bertengkar, teman-teman,” tulis Medvedev.

Rusia-Ukraina

Musk sebelumnya merupakan tokoh penting dalam kampanye dan masa awal pemerintahan Trump. Sebagai kepala gugus tugas efisiensi pemerintahan, ia memimpin upaya pembubaran Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), yang diketahui telah menyalurkan bantuan lebih dari US$37 miliar untuk Ukraina.

Meskipun awalnya mendukung Ukraina dan menyediakan layanan satelit Starlink untuk mendukung komunikasi militer, dalam beberapa bulan terakhir Musk semakin sering menggemakan narasi yang selaras dengan posisi Rusia.

Ia secara keliru mengklaim Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kehilangan dukungan rakyat dan menuduh Kyiv menerapkan sistem wajib militer yang "tak berkesudahan dan kejam."

Musk juga menolak dukungan militer AS untuk Ukraina, dengan alasan bantuan tersebut hanya memperpanjang konflik — sebuah pandangan yang kerap digaungkan oleh para pejabat Kremlin untuk melemahkan dukungan Barat terhadap Kyiv.

Pernyataan-pernyataan tersebut menuai pujian dari sejumlah tokoh Rusia, termasuk pembawa acara televisi pemerintah dan blogger militer, yang kini melihat Musk sebagai sosok yang "ramah" terhadap kepentingan Rusia. (Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |