
RAPAT Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, Senin (7/4), memutuskan untuk melakukan intervensi di pasar off-shore (non-deliverable forward/NDF). Hal ini dilakukan agar stabilisasi nilai tukar rupiah dari tingginya tekanan global di tengah libur panjang pasar domestik dalam rangka Idul Fitri 1446H.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali mendekati level Rp17.000 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (7/4), hingga pukul 12.00 WIB, kontrak rupiah NDF yang diperdagangkan di pasar luar negeri mencapai Rp16.832,5 per dolar AS.
"Intervensi di pasar off-shore atau NDF dilakukan Bank Indonesia secara berkesinambungan di pasar Asia, Eropa, dan New York," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resmi, Senin (7/4).
Sebagaimana diketahui, kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan pemerintah AS tanggal 2 April 2025 dan respons kebijakan retaliasi tarif oleh pemerintah Tiongkok tanggal 4 April 2025 telah menimbulkan gejolak pasar keuangan global, termasuk arus modal keluar dan tingginya tekanan pelemahan nilai tukar di banyak negara khususnya negara emerging market.
Bank Indonesia, lanjut Denny, juga akan melakukan intervensi secara agresif di pasar domestik pada awal pembukaan perdagangan, Selasa (8/4), dengan intervensi di pasar valas yakni spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF).
"Serta pembelian SBN di pasar sekunder," imbuhnya.
Selain itu, Denny menerangkan Bank Indonesia juga akan melakukan optimalisasi instrumen likuiditas Rupiah untuk memastikan kecukupan likuiditas di pasar uang dan perbankan domestik. Serangkaian langkah-langkah Bank Indonesia ini ditujukan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah dan menjaga kepercayaan pelaku pasar dan investor terhadap Indonesia. (H-4)