Ritel Perangkat Telekomunikasi dan Asesoris Kampanye Jaga Bumi Kurangi Emisi Karbon

1 day ago 4
Ritel Perangkat Telekomunikasi dan Asesoris Kampanye Jaga Bumi Kurangi Emisi Karbon Telah hadir 10 drop box di 10 gerai erafone yang tersebar di Jabodebek Sepanjang 2025.(DOK ERAJAYA)

SEBAGAI salah satu upaya menjaga bumi dan mengurangi emisi karbon, Erajaya Digital --perusahaan distribusi dan ritel produk perangkat telekomunikasi dan aksesori di Indonesia-- menggagas kampanye 'erafone Jaga Bumi'.

Menurut statistik Global E-waste Monitor pada 2024, kenaikan sampah elektronik lebih cepat lima kali lipat ketimbang capaian daur ulangnya. Laporan yang sama menyebut jumlah timbulan sampah elektronik sedunia mencapai 62 miliar kilogram.  Dari jumlah tersebut, hanya 22,3% yang berhasil dikumpulkan serta didaur ulang secara ramah lingkungan. 

KAMPANYE JAGA BUMI
Melalui kampanye ini, Erajaya Digital berhasil mengumpulkan dan mendaur ulang lebih dari 1.900 unit gawai. Kampanye yang fokus mengelola sampah elektronik (e-waste) yang dilakukan sejak awal 2025 ini merupakan langkah proaktif erafone dalam upaya pengelolaan limbah elektronik (e-waste). 

Melalui inisiatif ini, erafone yang merupakan bagian dari Erajaya Digital berkomitmen menyediakan fasilitas pengumpulan e-waste di Indonesia. Sampah elektronik yang terkumpul di sejumlah titik dropbox erafone akan didaur ulang melalui proses yang ramah lingkungan.  Gerakan Jaga Bumi ini menjadi solusi aman bagi masyarakat yang ingin membuang perangkat elektroniknya.

Group Chief of HC, GA, Litigation, & CSR at Erajaya Group Jimmy Perangin-angin mengungkapkan, secara lingkungan, kegiatan ini telah memberikan dampak nyata yaitu mengurangi emisi karbon hingga 467 kg CO2, menghemat energi sebesar 854 kWh, serta mengurangi kebutuhan lahan TPA/landfill sebesar 10m².

”Ini menunjukkan bahwa langkah kecil dari konsumen, jika difasilitasi dengan benar, bisa menghasilkan dampak lingkungan yang signifikan dan terukur. Melalui erafone Jaga Bumi, Erajaya Group ingin menjadi bagian dari solusi atas isu lingkungan, tidak hanya bagi pelanggan tetapi juga demi masa depan bumi Indonesia. Karena itu, kami mengajak semua pihak untuk membangun ekosistem pengelolaan e-waste yang inklusif, terstruktur, dan berkelanjutan,” kata Jimmy dalam acara yang sama.

“Kami mengajak semua pihak untuk segera bertindak dengan tidak membuang e-waste sembarangan. Mulailah dari langkah sederhana, seperti menyalurkan e-waste ke dropbox erafone Jaga Bumi.  Harapannya, program ini tidak hanya menjadi fasilitas, tetapi juga mendorong aksi kolektif untuk menjaga lingkungan,” ujar Jimmy.

Pada tahap awal, kata Jimmy, sudah hadir 10 dropbox di 10 gerai erafone yang tersebar di Jabodebek. Sepanjang tahun ini, erafone berencana menghadirkan sekitar 25–50 dropbox di enam wilayah kerjanya. Menurut Jimmy, erafone Jaga Bumi ini juga sebagai bagian komitmen dan implementasi ESG Erajaya group.

Di Indonesia, berdasarkan catatan Kementerian PPN/Bappenas, timbulan e-waste nasional telah mencapai 2,1 juta ton pada 2023. KLHK juga memproyeksikan bahwa pada 2030, timbulan sampah elektronik akan mencapai 4,4 juta ton. 

“Sampah elekronik itu ada di mana-mana dan belum ada solusinya. Sangat disayangkan masih banyak yang buang sampah elektronik ke TPA dan belum ada sistem pengelolaan khusus e-waste. Saya mengapresiasi inistiaf yang dilakukan erafone dengan menempatkan dropbox di tokonya untuk sampah elektronik,” kata Leader of World Cleanup Day Indonesia Andy Bahari dalam diskusi 'Yuk, Bijak Kelola Sampah Elektronik' yang diselenggarakan Erajaya Digital di Bandung, Kamis (12/6/2025).

Founder of Asah & Co-founder Parongpong Gadis Prawewari mengungkapkan, hingga saat ini belum ada solusi terkait sampah elektronik yang terus meningkat jumlahnya. ''Saya sempat mampir ke TPA Leuwigajah di Bandung dan warga di sekitar sana pun masih banyak yang membuang sampah sembarang, termasuk sampah elektonik. Karena itu, masih perlu upaya edukasi yang intensif kepada masyarakat terkait pengelolaan sampah elektronik. Kita harus memberitahu bahwa sampah elektronik itu tidak melebur di tanah,” kata Gadis. (H-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |