Ratusan Titik Saluran Irigasi di Batang Rusak Parah, Produksi Pangan Terancam 

6 days ago 11
Ratusan Titik Saluran Irigasi di Batang Rusak Parah, Produksi Pangan Terancam  Saluran irigasi berasal dari sungai di Desa Rejosari, Kecamatan Tersono, Kabupaten Batang rusak parah mengancam kelangsungan produksi pangan di daerah ini.(MI/Akhmad Safuan)

DAMPAK bencana banjir bandang membuat sebanyak 33% dari 599 saluran irigasi di Kabupaten Batang rusak. Kondisi ini diperparah dengan efisiensi anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) dari APBN untuk pembangunan irigasi, sehingga dikhawatirkan akan mengganggu produksi pangan di daerah ini.

Hujan lebat mengguyur Kabupaten Batang sejak Sabtu (8/3) dini hari, muncul kekhawatiran datangnya bencana hidrometeorologi. Hal ini karena volume air mengalir di sejumlah sungai di daerah Pantura Jawa Tengahi meningkat, namun tidak dapat mengalir sempurna karena rusaknya aliran sungai dan saluran irigasi di daerah itu.

Dampaknya limpasan air banyak menerjang lahan pertanian yang berada di sepanjang daerah aliran sungai (DAS). Hal ini dikhawatirkan mengganggu produksi pangan terutama pada musim kemarau karena ketiadaan sumber air akibat saluran irigasi yang rusak parah hampir mencapai 50% dari jumlah saluran irigasi yang ada.

"Jika hujan seperti ini air dari saluran irigasi melimpas tidak terbendung ke sawah, tetapi saat kemarau kering kerontang karena irigasi rusak," kata Amin, 48, petani di Tersono, Kabupaten Batang.

Hal serupa juga diungkap Syahroni, 56, petani di Limpung, Kabupaten Batang, rusaknya saluran irigasi yang mendapat pasokan air dari sejumlah sungai berdampak pada kerusakan tanaman padi di sawah. Bagian kondisi terparah pada Februari lalu karena gelontoran air cukup besar menjadikan puluhan hektare Tabanan padi gagal panen.

Kepala Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Batang Nona Yulistya membenarkan kerusakan parah ratusan titik saluran irigasi di daerah ini akibat diterjang banjir. Hal tersebut dikhawatirkan akan berdampak pada produksi pangan karena banyak petani mengalami gagal panen, bahkan saat kemarau datang alami kesulitan suplai air.

Berdasarkan data yang dihimpun, lanjut Nona Yulistya, dari 599 daerah irigasi di Kabupaten Batang l, sebanyak 33% saluran irigasi mengalami kerusakan dengan titik terparah di Kecamatan Limpung dan Reban karena semua bendung air jebol akibat diterjang banjir. "Ada 52 saluran irigasi menjadi tanggung jawab Pemkab Batang butuh perbaikan," imbuhnya.

Guna memperbaiki saluran irigasi yang mengalami kerusakan tersebut, menurut Nona Yulistya, dibutuhkan anggaran Rp12 miliar. Namun kondisi sekarang ini cukup berat karena terjadi efesiensi anggaran dari APBN yang berpengaruh langsung terhadap perbaikan saluran irigasi tersebut, seperti tahun ini bersumber dari DAK di APBN, seharusnya ada tiga titik pembangunan irigasi terkena refocusing

Mengatasi hal ini, DPUPR Kabupaten Batang mencari solusi dengan mengajukan nota dinas ke Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) serta mengusulkan bantuan ke tingkat Provinsi Jawa Tengah. Sementara ini hanya memasang bronjong di beberapa titik agar air sungai tetap bisa mengalir ke saluran irigasi.(M-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |