
PULUHAN ribu ikan di area pertambakan di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak ditemukan mati hingga menimbulkan aroma membusuk, diduga terjadi pencemaran limbah hingga Dinas Lingkungan Hidup (DLH) daerah ini untuk turun tangan lakukan pemeriksaan.
Pemantauan Media Indonesia Selasa (10/6) warga melintas di jalur Pantura Semarang-Demak terutama di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak terganggu dengan aroma ikan busuk, sehingga para pengendara secara spontanitas memilih menutup hidung untuk mengurangi aroma tidak sedap tersebut.
Selain itu para pengendara juga terganggu dengan pemandangan saat melihat ribuan ikan yang mati di sebuah area pertambakan berada di pinggir jalur Pantura tersebut, sehingga mengundang perhatian Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Demak untuk melakukan pemeriksaan penyebab matinta ribuan ikan budidaya jenis mujair.
"Awalnya hanya terlihat beberapa mati mengapung, tetapi tidak sampai sehari jumlah semakin banyak hingga semua ikan mencapai puluhan ribu ekor," kata Khoris,46, warga Sayung, Kabupaten Demak Selasa (10/6).
Hal serupa juga diungkapkan Anang,35, Warda lainnya, bahkan karena dibiarkan ikan mendapubgbmati di area pertambakan yang berada di pinggir jalur Pantura Semarang-Demak tersebut, hingga menimbulkan aroma tidak sedap hingga mengganggu pengendara yang melintas. "Sepertinya terkena pencemaran pabrik di sekitar tambak," imbuhnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Demak Endah Cahya Rini membenarkan telah mendapat laporan adanya puluhan ribu ikan mujair di area pertambakan di Kecamatan Sayung yang nati mendadak, sehingga menimbulkan aroma udara sekitar tidak sedap dan mengganggu warga sekitar.
Menindaklanjuti laporan itu, lanjut Endah Cahya Rini, DLH Demak langsung menurunkan petugas untuk melakukan pemeriksaan guna mengetahui penyebab banyaknya ikan mujair yang mati itu, karena tidak Ganta menimbulkan kerugian besar pemilik tambak juga mengganggu lingkungan sekitar.
"Ikan mulai terlihat naik Minggu (8/6) makam di sebelah sebuah pabrik karoseri, kemudian jumlah semakin banyak yang mati hingga menimbulkan aroma tidak sedap," kata Endah Cahya Rini.
Petugas dari KLH Demak, ungkap Endah Cahya Rini, diturunkan langsung mengambil sampel air tambak di beberapa tempat yakni dari mujsi lokasi kejadian hingga disekitarnta untuk dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab matinta puluhan ribu ikan secara mendadak tersebut. "Kita lakukan penelitian menyeluruh," imbuhnya.
Berdasarkan pengukuran di lapangan, menurut Endah Cahya Rini, puluhan ribu ikan naik ke permukaan setelah terjadi hujan deras dan aliran air mulai surut, hasil uji air sungai di titik pertama depan sebuah pabrik menunjukkan pH : 7,6 , DO : 5,59 , Turbidity : 46, Conductivity : 7,49 dan Salinitas : 0,4.
Pengecekan air sungai di titik kedua, demikian Endah Cahya Rini, yakni antara karoseri hingga pabrik lainnya ditemukan analisis air sungai dengan pH : 7,8 DO 5,82 Turbidity : 25 Coduktivity 20,1 dan Salinitas : 1,2. "Dugaan sementara ketika air mulai surut setelah hujan turun, salinitas rendah masuk ke tambak mengakibatkan ikan stres dan naik ke permukaan," imbuhnya.
Selain melakukan pengukuran itu, menurut Endah Cahya Rini, tim DLH Demak juga masih melakukan pengukuran secara kimia untuk lebih dapat mengetahui penyebab ribuan ikan mati tiba-tiba dan hal itu juga masih didalami dengan investigasi lapangan. (H-2)