
PULUHAN hektare tanaman padi berumur berkisar 50 hari hingga 2 bulan di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, diduga terserang kresek. Itu merupakan tanaman padi musim gadu (musim tanam ke dua).
Penyakit hawar daun yang disebabkan bakteri itu menyebar sangat cepat. Sepekan saja saja tidak teratasi puluhan hektar lahan sawah, sudah tampak menguning di bagian ujung daun.
Sesuai amatan Media Indonesia, Selasa (17/6) lokasi paling parah terkena serangan antara lain di Kecamatan Indrajaya dan Kecamatan Delima. Dari akhir pekan lalu mulai terlihat menguning daun muda, sekarang pemandangannya semakin pekat atau hampir mirip menjelang panen.
Di Desa Pulo Tunong dan Desa Pulo Baroh, Kecamatan Delima misalnya, daun padi yang pekan lalu tampak subuh menghijau, sekarang sudah berubah warna mirip menjelang musim panen.
"Apalagi kita lihat dari kejauhan, persis sawah menjelang panen. Setelah kita amati dari dekat ternyata masih daun muda sudah menguning dan terlihat tidak segar" tutur Muslim, petani di Kemukiman Ceurih, Kecamatan Delima.
Dikatakan Muslim, untuk mengatasi serangan itu petani telah melakukan penyemprotan beberapa jenis saprodi. Tapi belum terlihat tanda-tanda tanaman subur kembali.
Mereka khawatir, bila serangan terus berlanjut dan tidak teratasi dikhawatirkan akan berakubat buruk terhadap hasil panen. Bila perolehan gabah anjlok, bisa menjadi ancaman ketersediaan beras konsumsi warga setempat yang biasanya mengandalkan hasil panen sawah.
"Lebih sulit lagi menghadapi musim tanam rencengan ke depan yang biasanya bermodal dari hasil panen kali ini. Ini persoalan serius kelangsungan dan keberlanjutan pe'dapatan petani" tutur Abdullah, petani lainnya.
Sesuai catatan Media Indonesia, sejak sekitar empat tahun terakhir, lahan sawah di Pidie sering terserang penyakit kresek. Penyakit akibat BLB (Bakterial Leaf Blight) itu sering hinggap di lokasi yang sama dan benih turunan sama. (E-2)