13 hours ago
5
SEBANYAK 28 orang calon Duta Baca Kota Bandung 2025 mulai mengikuti prakarantina di Aula Lantai 3 Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Kota Bandung, Jawa Barat.
Para peserta terpilih dari seleksi administrasi berkumpul untuk memulai perjalanan mereka menuju panggung Grand Final sebagai calon ikon literasi kota. Mengusung tema Membangun Masyarakat Cerdas dalam Menghadapi Tantangan Informasi di Era Digital, ajang ini bukan hanya seleksi untuk memilih duta, melainkan juga sebagai forum pembinaan dan pembentukan karakter generasi muda yang literat, kritis, dan adaptif terhadap derasnya arus informasi digital.
"Kegiatan prakarantina dibuka dengan sesi inspiratif yang menyentuh dua dimensi penting yaitu sejarah dan peran duta baca," ungkap Sekretaris Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Kota Bandung, Medi Mahendra, Jumat (2/5).
Para peserta, kata Medi, akan mengikuti proses karantina intensif selama lima hari dalam dua pekan ke depan pada tanggal 3 dan 4 Mei, dilanjut pada tanggal 10, 11, dan 17 Mei 2025. Mereka akan dibekali berbagai pelatihan dan tantangan yang mengasah wawasan literasi, keterampilan komunikasi, serta kemampuan menjadi agen perubahan.
“Literasi tidak hanya soal membaca buku, tetapi juga memahami jati diri dan akar budaya kita. Sejarah Kota Bandung adalah bagian penting dari itu semua," tutur Medi.
Menurut Medi, puncak kegiatan dijadwalkan berlangsung pada akhir Mei 2025, dalam format Grand Final Pemilihan Duta Baca Kota Bandung. Pada momen itu, para finalis akan mempresentasikan visi, program, dan komitmen mereka dalam memajukan literasi di Kota Bandung.
Sementara itu, Plt. Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca, Titin Supriatin, menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi yang solid antara Disarpus dan Paguyuban Duta Baca.
"Kami bangga atas kolaborasi apik ini. Sinergi yang terbangun membuktikan bahwa gerakan literasi di Kota Bandung tidak hanya bertahan, tetapi terus tumbuh dan berkembang," Titin.
Pemilihan Duta Baca Kota Bandung 2025 bukan hanya seleksi, melainkan juga gerakan membangun masa depan lewat kekuatan literasi. Sebuah upaya kolektif untuk melahirkan generasi muda yang mampu membaca, berpikir kritis, dan bertindak bijak di tengah tantangan zaman. (AN/E-4)
