
PUSAT Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap ada 571.410 nomor induk kependudukan (NIK) yang terdaftar sebagai penerima bantuan sosial (bansos) ternyata tercatat sebagai pemain judi online sepanjang 2024.
Dari temuan tersebut, total deposit transaksi judi online yang dilakukan dari 571.410 NIK ini mencapai Rp957 miliar dengan jumlah transaksi mencapai 7,5 juta kali.
"Jika data kami kembangkan, mungkin bisa lebih banyak lagi," ujar Koordinator Kelompok Humas PPATK Natsir Kongah dikutip Antara, Senin (7/7).
PPATK melakukan pencocokan data antara 28,4 juta NIK penerima bansos dan 9,7 juta NIK pemain judi online. Hasilnya, ditemukan 571.410 kesamaan NIK antara penerima bantuan sosial yang juga sekaligus pemain judi online.
PPATK saat ini tengah bekerja sama dengan Kementerian Sosial (Kemensos) untuk memastikan program bansos benar-benar menyasar pihak yang berhak, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
Hasil analisis rekening penerima bantuan sosial dari PPATK akan digunakan sebagai pedoman untuk memastikan penerima tepat sasaran, termasuk soal banyaknya rekening penerima bantuan sosial yang disinyalir dormant atau tidak melakukan transaksi apapun, kecuali menerima transfer.
"Dalam rangka upaya data yang semakin akurat, dan bansos dapat diterima oleh yang berhak, kami mohon bantuan PPATK untuk melakukan semacam analisis terhadap rekening seluruh penerima bansos," ujar Menteri Sosial Saifullah Yusuf.
Realisasi Penyaluran Bansos
Hingga 1 Juli 2025, Kemensos mencatat telah menyalurkan lebih dari Rp20 triliun kepada belasan juta keluarga penerima manfaat (KPM). Rinciannya:
- Program Keluarga Harapan (PKH): Tersalurkan ke lebih dari 8 juta KPM atau 80,49 persen dari kuota, dengan nilai mencapai Rp5,8 triliun.
- Bantuan sembako: Sudah diterima lebih dari 15 juta KPM atau 84,71 persen dari target, dengan nilai Rp9,2 triliun.
- Penebalan bansos (tambahan Rp200 ribu/bulan selama 2 bulan): Tersalurkan ke 15 juta KPM dari target 18,3 juta, dengan nilai Rp6,19 triliun.
(Ant/P-4)