
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez secara terbuka meminta maaf kepada rakyat Spanyol atas skandal korupsi yang mengguncang Partai Sosialis (PSOE) dan memaksa salah satu rekan dekatnya, Santos Cerdán, mundur dari jabatannya. Dalam pernyataan resminya, Sánchez menegaskan dirinya tidak akan mengundurkan diri dan menolak kemungkinan digelarnya pemilu dini.
"Tak ada yang namanya nol korupsi, tapi harus ada toleransi nol terhadap korupsi," ujar Sánchez dalam konferensi pers di markas besar PSOE di Madrid. Ia mengakui telah keliru menaruh kepercayaan pada Cerdán dan menyampaikan permintaan maaf kepada publik.
Cerdán, Sekretaris Organisasi PSOE, diminta untuk bersaksi di pengadilan setelah seorang hakim menyatakan ia diduga terlibat dalam pengadaan kontrak publik secara tidak sah bersama mantan pejabat partai lainnya. Ia dijadwalkan hadir di Mahkamah Agung pada 25 Juni, namun membantah telah melakukan kejahatan. "Saya tidak pernah melakukan tindak pidana, dan tidak pernah berkomplot," ujarnya.
Skandal ini memperparah tekanan terhadap pemerintahan minoritas Sánchez yang terbentuk setelah partai oposisi konservatif, Partai Rakyat (PP), gagal membentuk pemerintahan meski memenangkan pemilu 2023. Dalam upaya meredam gejolak politik, Sánchez menyampaikan pemerintahan akan terus berjalan hingga masa jabatan berakhir pada 2027.
Oposisi
Namun, tekanan datang tidak hanya dari oposisi, tetapi juga dari dalam koalisi sendiri. Wakil Perdana Menteri Yolanda Díaz, dari mitra koalisi kiri Sumar, menuntut penjelasan lebih lanjut dari Sánchez.
Ketua PP, Alberto Núñez Feijóo, memanfaatkan momentum ini dengan menyerukan pengunduran diri Sánchez. "Korupsi telah menjadi ciri khas pemerintahan ini dan harus diakhiri," tegasnya dalam konferensi pers. Pada akhir pekan lalu, PP menggelar demonstrasi besar di pusat Madrid dengan slogan “mafia atau demokrasi”, menuntut Sánchez mundur.
Dalam pembelaannya, Sánchez menuduh oposisi melakukan kampanye pencemaran nama baik terhadap dirinya dan pemerintah. Meski mengakui kekeliruannya, ia berjanji akan terus memperjuangkan "politik bersih dan pembaruan demokratis"—sebuah pesan yang juga ia sampaikan melalui media sosial tak lama setelah konferensi pers.
Bukti Korupsi
Cerdán menjadi sosok kunci dalam skandal ini setelah penyelidikan oleh Unit Operasi Sentral Garda Sipil Spanyol menemukan bukti bahwa ia mengetahui penuh aliran uang suap senilai sekitar €620.000 (sekitar Rp11 miliar). Laporan juga mengaitkan Cerdán dengan mantan Menteri Transportasi José Luis Ábalos dan penasihatnya, Koldo García. Keduanya dijadwalkan hadir di pengadilan, sementara Ábalos—yang dipecat dari kabinet pada 2021 dan keluar dari PSOE pada 2024—kini menjadi anggota parlemen independen.
Rekaman pembicaraan selama empat tahun antara García dan para pihak lain disebut menjadi bukti kunci dalam kasus ini, dengan transkripnya mulai tersebar di media Spanyol.
Meski tidak terseret langsung dalam kasus hukum, keterlibatan para sekutu politik dekat membuat posisi Sánchez semakin rapuh di tengah krisis kepercayaan publik dan ketegangan politik nasional yang terus memanas. (BBC/Z-2)