
Para petani sawit yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) mempraktikkan pembuatan biochar dengan menggunakan bahan baku dari tandan kosong sawit. Biochar merupakan arang aktif dengan kandungan karbon cukup tinggi. Praktik pembuatan biochar ini diselenggarakan di KUD Karya Sembada, Desa Batang Tindih, Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kampar, Riau.
Ketua Umum Aspekpir Setiyono mengatakan kegiatan tersebut melibatkan 100 petani sawit.
“Harapan kami, anggota Aspekpir di Kampar bisa membuat biochar secara mandiri karena bahan bakunya sangat melimpah,” ujar Setiyono.
Senior Analis Divisi UKMK Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Anwar Sadat yang hadir mewakili Direktur Utama BPDP Eddy Abdurrachman mengapresiasi kegiatan tersebut karena sesuai dengan sasaran dari pendirian BPDP, yakni peningkatan kesejahteraan petani kelapa sawit.
"Kami harap para peserta bisa mengikuti kegiatan ini dengan baik, menyerap materi yang disampaikan para pembicara dan mengaplikasikan biochar. Apalagi tandan kosong sawit yang menjadi bahan baku banyak tersedia di sini," kata Anwar Sadat.
Praktisi biochar Arif Firmansyah mengatakan produk tersebut memiliki nilai ekonomi dan layak dipasarkan oleh siapa saja yang mampu memproduksinya. Apalagi kebutuhan terhadap biochar tidak hanya terbatas pada individu atau perorangan atau kelompok tani, namun juga rumah tangga, komunitas sampai perusahaan perkebunan.
Dalam lima tahun terakhir, kebutuhan terhadap biochar semakin tinggi baik di dalam maupun di luar negeri. Peningkatan kebutuhan terhadap biochar tentunya tidak lepas dari tumbuhnya kesadaran pentingnya pertanian berkelanjutan sehingga kesehatan dan kesuburan tanah merupakan faktor signifikan.
Pembuatan biochar di Indonesia terus berkembang, baik yang skala kecil hingga pabrik berskala besar. Hal ini menunjukkan potensi biochar sebagai produk bernilai ekonomis yang dapat dimanfaatkan oleh siapapun.
“Petani kelapa sawit punya peluang untuk memanfaatkan biochar sebagai produk yang layak dipasarkan di sekitar tempat tinggal maupun pasar yang lebih luas,” ucap Arif.
Biochar disebut juga arang aktif dengan kandungan karbon cukup tinggi. Biochar memiliki rongga-rongga yang berfungsi menyerap dan menyimpan dengan sangat baik. Secara fisik, tampilan biochar seperti arang untuk bakaran sate namun memiliki struktur yang jauh lebih berpori/berongga dibandingkan arang biasa. Rongga-rongga itu berfungsi mengikat unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, sehingga mencegah unsur hara tersebut tersapu oleh air hujan, erosi .
Dengan kemampuan menyerap/menyimpang air dan unsur hara, biochar mampu menjaga kelembapan tanah sehingga akar tanaman dapat berkembang lebih baik. Dengan fungsi tersebut, biochar bisa berperan sebagai pembenah tanah. Arang aktif ini memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas penyimpanan air, dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan mikroorganisme tanah yang bermanfaat. (E-3)