
KETUA Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Pembaruan, Jumhur Hidayat, memimpin delegasi buruh Indonesia dalam rangakaian acara Konferensi Perburuhan Internasional atau International Labour Conference (ILC) ke-113 yang diselenggarakan di Jenewa, Swiss, pada 2-13 Juni 2025.
Jumhur dijadwalkan berpidato mewakili kaum buruh Tanah Air pada Senin (9/6). Delegasi buruh Indonesia mencakup 42 pimpinan buruh dari berbagai federasi dan konfederasi, dan disebut sebagai yang terbesar sepanjang sejarah perburuhan Indonesia.
Konferensi yang diselenggarakan oleh Organisasi Ketenagakerjaan Internasional (ILO) ini diikuti oleh delegasi yang mewakili pemerintah, pekerja, dan pengusaha dari 187 negara anggota ILO. Delegasi akan membahas berbagai isu yang memiliki signifikansi jangka panjang bagi dunia kerja.
Ada tiga masalah penting dunia kerja yang menjadi sorotan kali ini, yaitu standar internasional baru tentang perlindungan pekerja terhadap bahaya biologis di lingkungan kerja, pekerjaan layak dalam ekonomi platform, dan pendekatan inovatif untuk mendorong transisi dari ekonomi informal ke ekonomi formal.
Menurut Jumhur, ketiga topik utama tersebut sangat menyentuh persoalan yang dihadapi kaum pekerja atau buruh di Indonesia.
“Memang sangat relevan dengan keadaan Indonesia. Saat ini masih banyak bahaya biologis di tempat kerja yang belum dilindungi dengan paripurna, khususnya tenaga kesehatan dan pekerja pertanian, perkebunan, dan peternakan,” ujar Jumhur dalam keterangannya, Senin (2/6).
Begitu juga dengan persoalan pekerja platform seperti pengemudi daring atau ojek online (ojol) yang masih menghadapi masalah ketidakadilan dalam hal pendapatan dan relasi kerja.
“Selanjutnya topik formalisasi pekerja informal di mana di Indonesia justru terjadi sebaliknya pada beberapa tahun bakangan ini,” kata Jumhur.
Selain Jumhur, delegasi buruh Indonesia diperkuat oleh tokoh-tokoh buruh seperti Rekson Silaban, Sunarti, Mirah Sumirat, Elly Rosita Silaban, Daeng Wahidin, Arif Minardi, Rudi HB Daman, Idrus, Acs Agung Prastowo, Muhamad Rusidi, dan tokoh penggerak ojol Achmad Spiii.
Saban Juni setiap tahun, kaum buruh sedunia berkumpul di Jenewa selama dua pekan untuk menyelenggarakan konferensi guna membahas isu-isu aktual. Dari pembahasan itu kemudian muncul berbagai rekomendasi untuk dipatuhi oleh negara anggota. (B-3)