Perang Cuitan Iran vs Israel, Trump Didesak Hentikan Nada Kasar terhadap Khamenei

3 hours ago 1
Perang Cuitan Iran vs Israel, Trump Didesak Hentikan Nada Kasar terhadap Khamenei Presiden AS Donald Trump(AFP)

MENTERI Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, melontarkan kritik tajam terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump

Ia menegaskan bahwa setiap upaya untuk mencapai kesepakatan dengan Teheran harus diawali dengan perubahan sikap terhadap Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

“Jika Presiden Trump sungguh-sungguh ingin mencapai kesepakatan, ia harus meninggalkan nada yang tidak sopan dan tidak dapat diterima terhadap Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Agung Khamenei, dan berhenti menyakiti jutaan pengikutnya yang setia,” tulis Araghchi melalui akun X dikutip dari Anadolu Agency.

Pernyataan Araghchi itu muncul setelah Trump mengumumkan bahwa dirinya langsung menghentikan seluruh pembicaraan terkait pelonggaran sanksi terhadap Iran. Keputusan itu diambil tak lama setelah Khamenei menyebut Iran telah meraih kemenangan atas Amerika Serikat.

“Kenapa yang disebut sebagai ‘Pemimpin Tertinggi’, Ayatollah Ali Khamenei, dari negara Iran yang dilanda perang itu, bisa dengan begitu gamblang dan bodohnya mengklaim bahwa dia memenangkan perang dengan Israel? Padahal dia tahu sendiri bahwa pernyataan itu bohong, itu tidak benar. Sebagai sosok yang mengaku sangat beriman, seharusnya dia tidak berbohong,” tulis Trump di platform Truth Social.

Trump juga menambahkan, Iran selalu “penuh kemarahan, permusuhan, dan ketidakbahagiaan.”

Menanggapi hal itu, Araghchi menegaskan bahwa Iran sangat menjunjung tinggi kemerdekaannya dan tidak akan membiarkan pihak mana pun menentukan nasibnya.

“Rakyat Iran yang Besar dan Kuat, yang telah menunjukkan kepada dunia bahwa rezim Israel tidak punya pilihan lain selain LARI meminta perlindungan dari ‘Ayahanda’ mereka agar tidak dihancurkan oleh rudal-rudal kami, tidak akan tinggal diam terhadap ancaman dan penghinaan,” ujarnya.

Araghchi memperingatkan bahwa jika ilusi pihak lawan mengarah pada kesalahan yang lebih besar, Iran siap menunjukkan “Kemampuan Nyata”-nya.

“Jika ilusi itu berujung pada kesalahan yang lebih besar, Iran tidak akan ragu untuk menunjukkan Kemampuan Nyatanya, yang pasti akan mengakhiri segala khayalan tentang kekuatan Iran. Kebaikan akan dibalas dengan kebaikan, dan rasa hormat akan dibalas dengan rasa hormat,” tegasnya.

Dalam ketegangan yang terus meningkat, Amerika Serikat diketahui menjatuhkan enam bom penghancur bunker di fasilitas nuklir Fordo pada 22 Juni lalu, serta meluncurkan puluhan rudal jelajah berbasis kapal selam ke dua lokasi lain di Natanz dan Isfahan. Serangan tersebut menjadi bagian dari kampanye AS terhadap program nuklir Iran.

Sebelumnya, putaran keenam perundingan antara AS dan Iran yang sedianya digelar 15 Juni terpaksa tertunda. Hal itu menyusul serangan udara Israel ke sejumlah sasaran militer, nuklir, dan sipil di Iran pada 13 Juni.

Konflik bersenjata selama 12 hari antara Israel dan Iran akhirnya berakhir setelah gencatan senjata yang disponsori AS mulai berlaku pada 24 Juni. (Ndf/M-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |