Penanaman Kopi Bantu Upaya Konservasi Ekosistem Hulu DAS Citarum

1 day ago 10
Penanaman Kopi Bantu Upaya Konservasi Ekosistem Hulu DAS Citarum Penanaman kopi di hulu DAS Citarum.(Dok. Pribadi)

UPAYA konservasi ekosistem kawasan hulu daerah aliran sungai (DAS) Citarum harus terus digencarkan. Rusaknya ekosistem hulu DAS Citarum secara signifikan meningkatkan bencana banjir di daerah-daerah di sekitar wilayah Bandung, terutama di Bandung Selatan. Beberapa daerah yang terdampak antara lain Majalaya, Ciparay, Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang.

Hulu DAS Citarum seperti di Situ Cimeuhmal merupakan daerah tangkapan air, yang bisa mencegah kejadian banjir di daerah hilir. Salah satu hal bisa dilakukan untuk konservasi area tersebut adalah dengan melakukan penanaman kopi.

Direktur Keuangan, SDM dan Manajemen Risiko Perum Jasa Tirta II Indriani Widiastuti mengatakan, kampanye konservasi hulu DAS Citarum harus terus dilakukan sebagai upaya konkret mencegah dampak lingkungan yang dialami masyarakat. Hal tersebut disampaikan saat kegiatan Panen Raya Kopi di Wilayah Konservasi Situ Cimeuhmal, Kiarapayung, Banjaran Wetan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, belum lama ini.

"Lewat panen raya kopi ini, kami gencar menyosialisasikan urgensi konservasi lahan di daerah tangkapan air Situ Cimeuhmal dalam rangka menjaga ekosistem DAS Citarum,” kata Indriani melalui keterangannya, Selasa (3/6).

Tak hanya konservasi lahan, Indriani mengungkapkan pihaknya juga melaksanakan penanaman kopi arabika di atas lahan seluas delapan hektare yang diberikan kepada Komunitas Anak Peduli Alam Semesta (KAPAS).

"Kami juga melakukan penanaman bambu, tanaman keras lainnya, serta buah-buahan di sekitaran aliran sumber air Situ Cimeuhmal. Ada pula kegiatan edukasi dan pertunjukan seni budaya bertemakan perlindungan air," ujarnya.

"Ini menjadi nilai tambah dalam upaya konservasi di Situ Cimeuhmal sebagai daerah tangkapan air. Kami pun antusias mengikuti proses panen raya ini," kata Ketua Dewas Perum Jasa Tirta II Kelik Wirawan Wahyu Widodo.

Dalam kegiatan itu diserahkan sebanyak 5.000 bibit pohon yang terdiri atas pohon bambu 100 bibit, kopi 3.000 bibit, dan matoa 500 bibit. Lalu, nangka 100 bibit, alpukat 100 bibit, kayu manis 600 bibit, pala 100 bibit, rasamala 250 bibit dan pohon puspa 250 bibit. (H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |