SEJUMLAH pelajar MAN 1 Cianjur, Jawa Barat, diduga mengalami keracunan. Kejadiannya diduga seusai mereka menyantap sajian makanan pada program makan bergizi gratis (MBG).
Berdasarkan informasi, peristiwa terjadi pada Senin (21/4). Pada Senin siang, setiap siswa mendapat paket makan siang dengan menu mi goreng, tempe mendoan, ayam suwir, serta semangka. Beberapa jam seusai menyantap makanan, sejumlah siswa mengalami mual serta nyeri pada bagian perut.
Pada Senin petang mereka dibawa ke RSUD Sayang dan RS Bhayangkara untuk mendapat penanganan medis lebih intensif. Cucu, salah seorang orangtua siswa mengatakan, saat mengalami gejala dugaan keracunan, anaknya memilih pulang karena jarak sekolah ke rumah relatif dekat. Di rumah, kata Cucu, anaknya mengeluh pusing kemudian mengalami muntah.
"Cairan muntahnya hijau gitu. Pusing-pusing katanya," ujar Cucu kepada wartawan ditemui di RSUD Sayang Cianjur, Senin malam.
Cucu pun memastikan penyebab anaknya mengalami kondisi tersebut. Dia pun berkoordinasi dengan pihak sekolah dan orangtua siswa lainnya.
"Jadi, sekitar zuhur, anak-anak mendapat paket MBG. Menunya ada semangka, mi, ayam suwir, tempe, dan nasi. Beberapa jam kemudian banyak yang mengeluh sakit pada bagian perut, pusing, serta mual," terangnya.
Siswa yang mengalami gejala dugaan keracunan sempat ditangani di Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Namun karena kondisinya tak memungkinkan, mereka pun dievakuasi ke rumah sakit.
"Waktu itu ke sekolah juga ada dokter. Cukup banyak siswa yang mengeluh. Beda-beda kelasnya," jelas dia.
Cucu mengaku belum mengetahui penyebab keracunan. Dia pun menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari sampel makanan.
"Untuk pastinya sih menunggu hasil lab," pungkasnya.
Selain pelajar MAN 1 Cianjur, kabarnya ada juga dua orang pelajar SMP PGRI yang diduga mengalami keracunan.
Bupati Cianjur Mohammad Wahyu Ferdian bersama Kapolres Ajun Komisaris Besar Rohman Yonky Dilatha menjenguk para korban di RSUD Sayang Cianjur. Di sela kunjungannya, Wahyu menjelaskan perlu waktu menunggu hasil laboratorium untuk mengetahui penyebab pasti dugaan keracunan.
"Saat ini masih pemeriksaan dulu di laboratorium. Nanti setelah ada hasilnya, baru ada kesimpulan," kata Wahyu, Senin malam.
Wahyu menginstruksikan seluruh puskesmas lebih intensif memantau kondisi kesehatan korban dugaan keracunan. Dia pun meminta pihak sekolah mendata secara detail kondisi masing-masing siswa.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk melakukan pendataan," pungkasnya. (BB/E-4)