
PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa upaya kemanusiaan di Gaza sangat dibatasi karena operasi militer Israel semakin intensif. Bahkan lebih dari 423.000 warga Palestina mengungsi lagi tanpa tempat yang aman untuk dituju.
"Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan memperingatkan bahwa operasi kemanusiaan terus terhambat oleh pembatasan pergerakan yang ketat di dalam Gaza, serta aktivitas dan serangan militer (Israel) yang membahayakan keselamatan pekerja bantuan dan tempat mereka," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam sebuah konferensi pers seperti dilansir Jumat (2/5).
Ia mencatat bahwa serangan baru-baru ini dilaporkan menghantam bangunan tempat tinggal, meningkatkan perlindungan bagi para pengungsi, terutama di Rafah dan bagian timur Kota Gaza.
Dujarric menambahkan bahwa sebagian besar komoditas penting tidak tersedia, sementara serangan terhadap konvoi kemanusiaan dan penjarahan meningkat.
"Sementara itu, rekan-rekan kami di lapangan belum berhasil mengambil sisa stok bahan bakar yang sangat dibutuhkan, yang berada di area yang memerlukan koordinasi dengan otoritas Israel," sebutnya.
"Delapan dari sembilan upaya kami telah ditolak oleh otoritas (Israel) sejak pertengahan April," lanjutnya.
Dujarric menekankan dampak buruk yang dialami anak-anak di Gaza sangat memprihatinkan.
"Mitra kami, yang bekerja untuk memberikan dukungan perlindungan anak, memperingatkan bahwa anak-anak, yang merupakan separuh dari populasi Gaza, menghadapi tingkat trauma yang meningkat. Mereka menghadapi kekerasan. Mereka menghadapi pengabaian," tambahnya.
"Hari ini menandai 100 hari sejak operasi Israel di wilayah utara Tepi Barat dimulai, yang telah menyebabkan gelombang kematian, cedera, kerusakan, dan pengungsian," katanya terkait wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Ia mengatakan sekitar 40.000 warga Palestina masih mengungsi dan tidak dapat kembali ke rumah.
Israel telah menutup penyeberangan Gaza sejak 2 Maret, menghalangi pasokan penting memasuki wilayah kantong itu meskipun ada banyak laporan tentang kelaparan di wilayah yang dilanda perang itu.
Tentara Israel memperbarui serangannya di Gaza pada tanggal 18 Maret, menghancurkan perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan pada tanggal 19 Januari dengan kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Lebih dari 52.400 warga Palestina telah tewas di Gaza dalam serangan brutal Israel sejak Oktober 2023, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak. (I-3)