
KEPALA Staf Angkatan Bersenjata Israel Eyal Zamir menginstruksikan perluasan serangan darat di Jalur Gaza, mencakup wilayah tambahan di bagian utara dan selatan, di tengah kondisi kemanusiaan yang semakin memburuk di wilayah tersebut.
Dalam pernyataan resminya, pada Minggu (2/6), militer Israel menyebut bahwa instruksi Zamir disampaikan saat kunjungan lapangan dan evaluasi situasi di Gaza selatan. Dia memerintahkan perluasan operasi darat ke wilayah tambahan di selatan dan utara Jalur Gaza.
Perluasan operasi ini disebut bertujuan untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan kembalinya para sandera dan kekalahan total Hamas. Selain itu, Zamir juga memerintahkan pendirian pusat-pusat distribusi bantuan tambahan.
Namun, langkah ini muncul di tengah tudingan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi kemanusiaan internasional mengenai terjadinya kampanye kelaparan yang disengaja terhadap warga Gaza.
Perluasan militer ini merupakan bagian dari Operasi Kereta Perang Gideon. Media Israel sebelumnya melaporkan bahwa militer berencana menguasai hingga 75% wilayah Jalur Gaza dalam dua bulan ke depan.
Di ambang kelaparan
Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan bahwa 2,4 juta penduduk kini berada di ambang kelaparan akibat penutupan total jalur penyeberangan bantuan oleh Israel selama lebih dari 90 hari.
Sejak 27 Mei, Israel menjalankan inisiatif bantuan sendiri melalui entitas bernama Yayasan Kemanusiaan Gaza, yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat. Namun, badan ini tidak diakui oleh PBB maupun organisasi bantuan besar lainnya.
Distribusi bantuan dilakukan di area yang disebut sebagai zona penyangga di Gaza selatan, tetapi sering kali terganggu oleh kerumunan warga yang kelaparan dan aksi kekerasan dari pasukan Israel.
Pada Minggu (1/6) pagi, pasukan Israel dilaporkan menembaki kerumunan warga di lokasi distribusi bantuan di Rafah, Gaza selatan, yang menewaskan hampir 50 orang dan melukai lebih dari 200 lainnya. Banyak dari korban mengalami luka kritis, menurut laporan kantor media Gaza.
Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan bahwa 28 jenazah telah dipindahkan ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, sementara 21 lainnya dibawa ke Rumah Sakit Lapangan Palang Merah.
"Lebih dari 200 warga terluka akibat tembakan langsung pasukan Israel," demikian laporan Kementerian itu dalam pernyataannya dilansir Anadolu, kemarin.
Ditembaki militer Israel
Saksi mata mengungkapkan bahwa ribuan orang telah berkumpul sejak pagi di sebuah pusat distribusi bantuan yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza, sebuah organisasi Amerika yang disebut-sebut mendapat dukungan Israel.
Ketika warga mendekat ke lokasi distribusi, kendaraan militer Israel menembaki mereka, disusul serangan drone yang menjatuhkan bahan peledak, mengakibatkan banyak korban jiwa dan luka.
Sejak Israel menutup total jalur bantuan ke Gaza pada 2 Maret, wilayah tersebut mengalami kehancuran kemanusiaan yang belum pernah terjadi—tanpa pasokan makanan, obat-obatan, maupun bahan bakar. Serangan militer intensif yang diklaim sebagai upaya menumpas Hamas telah menyebabkan korban jiwa sipil yang sangat besar.
Menolak seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata, Israel terus melanjutkan serangan besar-besaran sejak Oktober 2023. Hingga kini, lebih dari 54.400 warga Palestina tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Lembaga-lembaga bantuan internasional terus memperingatkan risiko kelaparan yang meluas di wilayah Gaza.
Bertemu pemimpin Hamas
Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani akan bertemu dengan para pemimpin Hamas guna membahas usulan Amerika Serikat untuk kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.
Menurut informasi jurnalis media Axios Barak Ravid di platform X yang mengutip beberapa sumber, Al Thani akan bertemu dengan para pemimpin Hamas di Doha, Senin (2/6) malam waktu setempat.
Ravid menambahkan bahwa transisi ke pembicaraan mediasi untuk menyelesaikan perbedaan yang tersisa akan dibahas dalam pertemuan tersebut.
Sebelumnya, Juru bicara Hamas,Jihad Taha mengatakan bahwa kelompok-kelompok perlawanan Islam meminta mediator Amerika Serikat, Steve Witkoff, untuk memberikan jaminan tertulis yang serius terkait penghentian perang genosida Israel di Gaza.
Taha mengatakan Hamas, dalam koordinasi dengan kelompok perlawanan lainnya, sedang meninjau dengan cermat proposal yang diajukan oleh Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff, demikian Pusat Informasi Palestina sebagaimana dilaporkan IRNA pada Sabtu (31/5).
(I-1)