
PAUS Leo XIV mendapatkan tepuk tangan saat melangkah ke balkob Basilika Santo Petrus, untuk menyampaikan berkat Minggu pertama. Dalam pidatonya, Ia menyerukan perdamaian di Ukraina dan Gaza.
“Marilah kita menyambut ajakan yang Paus Fransiskus sampaikan dalam Pesannya hari ini: ajakan untuk menyambut dan mendampingi kaum muda,” kata Leo dari balkon, berbicara dengan bahasa Italia yang fasih. “Dan marilah kita memohon kepada Bapa surgawi agar membantu kita hidup dalam pelayanan satu sama lain.”
“Dalam skenario dramatis saat ini yang disebut Paus Fransiskus sebagai ‘Perang Dunia Ketiga yang terjadi secara bertahap’, saya juga menyerukan kepada para pemimpin dunia dengan permohonan yang selalu relevan: jangan pernah ada perang lagi!”
Paus Leo menyerukan perdamaian yang “tulus, adil, dan langgeng” di Ukraina, serta gencatan senjata di Gaza dan pembebasan para sandera. Ia juga menyerukan agar bantuan kemanusiaan diberikan kepada “warga sipil yang kelelahan” di Gaza.
“Saya menyambut dengan gembira pengumuman gencatan senjata antara India dan Pakistan, dan saya berharap melalui perundingan mendatang kita dapat segera mencapai kesepakatan yang langgeng,” tambahnya.
Ia mengatakan kepada umat yang hadir, ia datang untuk menyampaikan pesan damai dan untuk pertama kalinya memimpin doa Regina Caeli (“Ratu Surga”), mengejutkan banyak orang karena menyanyikan doa tersebut. Doa ini merupakan salah satu dari empat antifon Maria, atau doa kepada Perawan Maria, yang didaraskan selama masa Paskah.
Lagu Klasik
Sekitar 100.000 orang berkumpul di Lapangan Santo Petrus untuk mengikuti doa tersebut, menurut laporan Media Vatikan. Lapangan itu bergemuruh dengan musik menjelang pidato Leo, saat ratusan musisi dari seluruh dunia berparade ke Lapangan Santo Petrus dalam acara Jubilee of Bands, memainkan lagu-lagu klasik dari negara asal mereka, bahkan lagu pop seperti hit tahun 1978 “YMCA” dari Village People.
Saat pidatonya selesai, teriakan lantang “Viva il Papa!” atau “Hidup Paus!” terdengar dari puluhan ribu orang yang hadir. Bendera dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Meksiko, Brasil, dan Spanyol, menghiasi kerumunan.
Paus Leo sebelumnya menyatakan masa kepemimpinannya akan mengikuti jejak mendiang Paus Fransiskus, dengan visi Gereja yang dipimpin semangat misioner, dialog berani dengan dunia modern, serta “kasih sayang terhadap mereka yang tersingkir dan tertolak.”
Leo diperkirakan akan lebih progresif dalam isu-isu sosial seperti migrasi dan kemiskinan, namun akan cenderung moderat dalam isu moral yang berkaitan dengan doktrin Katolik.
Jejak Paus Leo XIII
Dalam pertemuan pertamanya dengan para kardinal pada hari Sabtu, paus baru ini mengatakan bahwa ia memilih nama kepausannya untuk melanjutkan jejak Paus Leo XIII, yang mengangkat “persoalan sosial dalam konteks revolusi industri besar pertama.” Paus Leo XIII, yang menjabat dari tahun 1878 hingga 1903, sangat menekankan hak-hak pekerja dan doktrin sosial Katolik.
Paus Leo XIV juga memanfaatkan akhir pekan pertamanya sebagai paus dengan mengunjungi Basilika Santa Maria Maggiore, tempat ia berdoa di makam Paus Fransiskus.
Ia juga melakukan perjalanan ke sebuah tempat suci Ordo Agustinus di luar kota Roma, Madonna del Buon Consiglio (Bunda Nasihat Baik), di Genazzano, Italia.
Leo adalah paus pertama yang berasal dari Ordo Agustinus, yang menekankan pelayanan sosial dan pembangunan komunitas. Ia pernah memimpin ordo tersebut sebagai prior jenderal selama lebih dari satu dekade, memberinya pengalaman memimpin organisasi yang tersebar di seluruh dunia.
Kerumunan yang lebih besar diperkirakan akan memadati Lapangan Santo Petrus pada saat Misa instalasi Paus Leo, yang akan diadakan pada hari Minggu, 18 Mei. (CNN/Z-2)