Panas Ekstrem Bayangi Piala Dunia Antarklub: Seperti Baru Keluar dari Sauna

3 hours ago 7
 Seperti Baru Keluar dari Sauna Manajer Borussia Dortmund, Niko Kovac, mengeluhkan cuaca ekstreem di Amerika Serikat. Ia menyamakan panasnya mirip dengan sauna.(Media Sosial X)

Manajer Borussia Dortmund, Niko Kovac, menyamakan suhu panas ekstrem di Cincinnati, Amerika Serikat, dengan sauna setelah timnya mengalahkan Mamelodi Sundowns dalam laga Piala Dunia Antarklub yang digelar Sabtu siang waktu setempat. Pertandingan dimainkan di bawah terik matahari dengan suhu mencapai 32°C.

"Saya seperti baru keluar dari sauna," keluh Kovac seusai laga. "Ini berat bagi kedua tim, tapi lawan kami terbiasa dengan cuaca panas di Afrika Selatan."

Bahkan, demi menghindari paparan langsung matahari, para pemain cadangan Dortmund menyaksikan babak pertama dari ruang ganti sebelum kemudian duduk di bangku cadangan dengan naungan payung di babak kedua. “Belum pernah saya lihat sebelumnya, tapi dalam kondisi seperti ini, itu masuk akal,” tulis klub lewat akun X (Twitter).

Kovac telah menyampaikan kekhawatirannya soal cuaca sebelum pertandingan yang dimulai tepat pukul 12 siang.

Gelombang Panas dan Badai Listrik Ganggu Jadwal

Cuaca ekstrem menjadi perhatian utama dalam turnamen ini. Hingga kini, sudah empat pertandingan ditunda akibat badai petir dan hujan deras, termasuk laga Benfica vs Auckland City yang tertunda lebih dari dua jam di Orlando.

Laga lain seperti Mamelodi Sundowns vs Ulsan HD, Palmeiras vs Al-Ahly, dan Salzburg vs Pachuca juga sempat tertunda hingga 90 menit akibat kondisi cuaca yang tidak bersahabat.

Organisasi kampanye Fossil Free Football memperingatkan 10 pertandingan dalam sepekan ke depan terancam dimainkan di bawah risiko suhu panas tinggi hingga ekstrem, dengan suhu bisa mencapai 41°C. Hal ini menimbulkan kekhawatiran, terutama karena turnamen ini berlangsung setahun menjelang Piala Dunia 2026 yang akan digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.

"Para pemain yang akan tampil di Piala Dunia 2026 sudah mulai merasakan tantangan sesungguhnya," ujar Dr. Chris Tyler, pakar fisiologi lingkungan dari University of Roehampton. "Pertandingan yang dimulai sebelum pukul 5 sore demi rating televisi justru berisiko tinggi. Panas ekstrem bisa jadi lawan terbesar di turnamen ini."

Kritik untuk FIFA

FIFA mengeluarkan pernyataan mereka akan terus memantau kondisi cuaca dan berkoordinasi dengan panitia lokal untuk memastikan keselamatan semua pihak. Namun, Fossil Free Football menilai FIFA belum melakukan cukup upaya untuk menjamin keamanan.

"Kekhawatiran terbesar kami ada pada stadion tanpa naungan di Charlotte, di mana indeks panas mencapai 41°C saat Real Madrid vs Pachuca dan 38°C saat Benfica vs Bayern," kata kelompok tersebut. "Ini membahayakan pemain dan suporter."

Pertandingan lainnya juga dijadwalkan digelar di tengah gelombang panas di kota-kota seperti Philadelphia, New York, Cincinnati, dan Washington DC.

Usai laga PSG vs Atletico Madrid di Pasadena yang berlangsung dalam suhu 32°C, gelandang Atletico Marcos Llorente mengaku kelelahan ekstrem. “Sangat panas... kaki saya sakit, kuku terasa perih. Ini gila,” ucapnya.

Beberapa penonton bahkan terpaksa meninggalkan stadion karena kepanasan, serta mengeluhkan antrian panjang dan pembatasan air minum di area pertandingan.

FIFA memastikan akan ada cooling break pada menit ke-30 dan ke-75 bila diperlukan, serta mengizinkan suporter membawa botol kosong bening hingga satu liter ke stadion.

Jadwal Kacau, Siaran Terganggu

Selain isu keselamatan, keterlambatan pertandingan juga memicu kekacauan jadwal siaran. Empat dari 21 laga pembuka mengalami penundaan antara 40 menit hingga dua setengah jam. Hal ini membuat beberapa pertandingan tumpang tindih, menyulitkan jadwal siaran langsung.

Pelatih Benfica, Bruno Lage, mengaku kelelahan usai timnya bermain lebih dari lima jam karena penundaan akibat cuaca. “Ini pertandingan terpanjang dalam karier saya. Terima kasih kepada suporter yang bertahan dan tetap mendukung kami,” ujarnya.

Sementara itu, Chelsea yang juga ikut ambil bagian dalam turnamen, mengeluhkan kondisi cuaca usai kalah 1-3 dari Flamengo. “Sangat sulit bermain dalam suhu seperti ini. Kami akan mencoba rotasi pemain,” kata pelatih Enzo Maresca.

Dengan suhu yang terus meningkat dan risiko tertundanya pertandingan, Piala Dunia Antarklub tahun ini menjadi alarm serius bagi penyelenggara Piala Dunia 2026: jika tidak segera diantisipasi, cuaca bisa menjadi lawan terberat — bukan hanya bagi pemain, tapi juga bagi seluruh ekosistem sepak bola. (BBC/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |