
KELOMPOK PKK (Partai Pekerja Kurdistan) telah mengumumkan gencatan senjata dengan Turki setelah pemimpinnya yang dipenjara Abdullah Ocalan menyerukan untuk meletakkan senjata dan bubar.
Dalam pernyataan hari Sabtu (1/3), PKK mengatakan pihaknya berharap Turki akan membebaskan Ocalan, yang telah dipenjara di sel isolasi sejak 1999 sehingga ia dapat memimpin proses pelucutan senjata.
Hal ini menyusul seruannya minggu ini yang bertujuan untuk mengakhiri empat dekade perjuangan bersenjata di wilayah tenggara Turki dan telah menewaskan puluhan ribu orang.
Pengumumannya muncul beberapa bulan setelah Devlet Bahceli, pemimpin partai MHP ultra-nasionalis Turki dan sekutu pemerintah Turki, meluncurkan inisiatif untuk mengakhiri konflik tersebut.
PKK telah melancarkan pemberontakan sejak 1984, dengan tujuan awal untuk mendirikan negara merdeka bagi suku Kurdi, yang mencakup sekitar 20% dari 85 juta penduduk Turki.
Kelompok ini telah menjauh dari tujuan separatisnya dan kini mendorong otonomi yang lebih besar dan hak-hak Kurdi yang lebih besar. Mereka dilarang dan dilabeli sebagai kelompok teroris di Turki, Uni Eropa, Inggris dan AS.
Siapakah Suku Kurdi?
Ocalan atau yang akrab dipanggil Apo oleh kaum nasionalis Kurdi bertemu dengan anggota parlemen dari partai pro-Kurdi minggu ini di Imrali, sebuah pulau di Laut Marmara, barat daya Istanbul, tempat ia dipenjara.
"Untuk membuka jalan bagi pelaksanaan seruan pemimpin Apo untuk perdamaian dan masyarakat demokratis, kami mendeklarasikan gencatan senjata yang berlaku mulai hari ini," kata komite eksekutif PKK dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, yang dikutip oleh kantor berita pro-PKK, ANF.
"Tak satu pun dari pasukan kami akan melakukan tindakan bersenjata kecuali diserang," tambahnya.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa operasi militer akan dilanjutkan terhadap PKK jika janji yang diberikan tidak ditepati dan proses pelucutan senjata terhenti.
PKK mengatakan kondisi penjara Ocalan harus dilonggarkan dan ia harus dapat hidup, bekerja dengan kebebasan fisik serta dapat menjalin hubungan tanpa hambatan dengan siapa pun yang ia inginkan, termasuk teman-temannya.
Menyerukan pelucutan senjata, Ocalan telah mengimbau anggota PKK dalam sebuah surat yang dibacakan oleh anggota partai Dem Ahmet Turk dan Pervin Buldan dalam bahasa Kurdi dan Turki.
Ia mengatakan semua kelompok harus meletakkan senjata mereka dan PKK harus membubarkan diri. Pada awalnya gerakan mereka dibentuk terutama karena aspirasi politik demokratis yang dibatasi.
Namun, Bahceli, yang didukung oleh sinyal positif dari Erdogan dan partai politik lainnya, telah menciptakan lingkungan yang tepat bagi PKK untuk meletakkan senjatanya.
Perubahan di Suriah
Tetapi lanskap politik dan keamanan yang berubah di Suriah, mungkin karena menjadi kunci keputusan kelompok itu, hal ini disampaikan
Caroline Rose, seorang pakar Suriah di New Lines Institute, sebuah lembaga pemikir kebijakan luar negeri yang berkantor pusat di Washington, DC
“Peristiwa selama tiga bulan terakhir, terutama reformasi keamanan antara SDF dan tentara Suriah yang baru,” ujar Rose seperti dilansir dari BBC, Minggu (2/3)
"Ini dalah salah satu alasan utama mengapa kami melihat PKK meletakkan senjata dan mengumumkan gencatan senjata dengan Turki," tambahnya.
Para pemimpin Kurdi sebagian besar menyambut baik perkembangan tersebut.
Laporan lokal mengatakan ribuan orang berkumpul untuk menonton pernyataan tersebut di layar lebar di kota Diyarbakir dan Van di wilayah tenggara yang sebagian besar dihuni suku Kurdi.
Namun, pertanyaan penting tetap ada di antara masyarakat Kurdi dan Turki mengenai apa langkah selanjutnya yang mungkin dilakukan, karena tidak semua orang yakin keadaan akan berubah.
Minggu lalu, komandan senior PKK Duran Kalkan mengatakan partai berkuasa Turki, AKP, tidak mencari solusi tetapi untuk mengambil alih, menghancurkan dan memusnahkan.
Pasukan yang didukung Turki di Suriah timur laut telah mengintensifkan kampanye mereka melawan pasukan Kurdi dan bulan lalu meminta para pemimpin baru Suriah untuk melenyapkan Pasukan Demokratik Suriah yang dipimpin Kurdi.
Politisi pro-Kurdi telah menjadi sasaran gelombang penangkapan dan hukuman penjara dalam beberapa tahun terakhir di Turki. Sekitar 40.000 orang telah tewas sejak pemberontakan PKK dimulai.
Terjadi lonjakan kekerasan di Turki tenggara dari tahun 2015 hingga 2017 ketika gencatan senjata selama dua setengah tahun gagal.
Baru-baru ini, pada Oktober, PKK mengeklaim melakukan serangan terhadap kantor pusat Industri Dirgantara Turki (TAI) di dekat Ankara yang menewaskan lima orang.
Para pakar mengatakan, kesepakatan gencatan senjata dengan PKK akan membantu Turki dan Suriah.
"Kesepakatan damai dengan PKK kemungkinan akan mempermudah penyatuan kembali dan pembentukan Suriah yang lebih stabil," kata Anthony Skinner, direktur penelitian di Marlow Global.
"Ini adalah tujuan utama pemerintah Turki, yang harus berhadapan dengan ancaman migrasi massal lintas batas dan terorisme yang terus berlanjut," sebutnya seperti dilansir dari VOA News, Minggu (2/3).
Tentara Turki, yang mengerahkan pasukan di Suriah utara, secara teratur menyerang wilayah yang dikuasai oleh pasukan Kurdi Suriah yang dianggapnya sebagai teroris yang terkait dengan PKK.
Analis Bayram Balci, pakar kebijakan luar negeri Turki di Institut Studi Politik Paris, mengatakan PKK memahami konteks regional telah berubah.
Pejuang Kurdi Suriah tidak lagi mendapat dukungan dari Assad, mereka mungkin tidak lagi mendapat dukungan kuat dari Amerika.
"Ancaman Daesh masih ada, tetapi tidak sekuat sebelumnya. Lalu ada juga semacam kelelahan," ucapnya merujuk pada kelompok teror ISIS.
Irak menyambut seruan Ocalan sebagai langkah positif dan penting menuju tercapainya stabilitas di kawasan.
Kehadiran PKK di Irak telah menjadi sumber ketegangan yang berulang antara Baghdad dan Ankara.
Kelompok tersebut menduduki posisi di wilayah otonomi Kurdistan Irak, tempat Turki juga memiliki pangkalan militer dan sering melakukan operasi darat dan udara terhadap militan Kurdi.
Setelah putaran terakhir perundingan damai gagal pada tahun 2015, tidak ada lagi kontak yang dilakukan dengan PKK hingga Oktober ketika pemimpin nasionalis garis keras MHP Devlet Bahceli menawarkan isyarat perdamaian yang mengejutkan jika Ocalan menolak kekerasan. (Fer/I-1)