Tiongkok Serukan Dunia Lawan "Penggertak" Amerika dalam Video Propaganda Perang Dagang

3 hours ago 1
Tiongkok Serukan Dunia Lawan Kementerian Luar Negeri Tiongkok merilis video propaganda berbahasa Inggris yang menyebut Amerika Serikat sebagai "penggertak" global dalam konteks perang dagang.(freepik)

KEMENTERIAN luar negeri Tiongkok menggungah video di media sosial yang menyerukan komunitas internasional untuk melawan pemimpin Amerika yang mereka sebut sebagai “penggertak”. Hal itu sebagai teguran tajam akan perang dagang Presiden Donald Trump. 

“Menunduk pada penggertak sama seperti meminum racun untuk menghilangkan dahaga — itu hanya akan memperdalam krisis,” demikian narasi dalam video Tiongkok tersebut, yang disampaikan dalam bahasa Inggris dan disertai subtitle berbahasa Mandarin. “Sejarah telah membuktikan kompromi tidak akan membuatmu diberi ampun — berlutut hanya akan mengundang lebih banyak intimidasi. Tiongkok tidak akan berlutut.”

Video tersebut memaparkan pelajaran sejarah versi Tiongkok mengenai apa yang mereka anggap sebagai agresi ekonomi Amerika, yang memaksa perusahaan-perusahaan seperti Toshiba dan Alstom mengalami perpecahan, krisis keuangan, hingga kebangkrutan, serta mendorong ekonomi Jepang ke dalam “puluhan tahun pertumbuhan lemah.”

Sebaliknya, Tiongkok menampilkan diri sebagai surga perdagangan bebas yang aman untuk dijadikan tempat investasi dan mitra oleh negara lain. “Tiongkok akan tetap teguh, seberapa pun kencangnya angin bertiup,” demikian isi video tersebut. “Seseorang harus melangkah maju, membawa obor untuk menembus kabut dan menerangi jalan ke depan.”

Retorika yang luas dan dramatis ini menjadi pesan keras kepada pemerintahan Trump menyusul eskalasi historis dalam perang dagang, sekaligus seruan bagi negara-negara lain untuk bertindak. Dalam video itu, Tiongkok menyerukan kepada setiap negara untuk “berdiri tegak” dan “menembus tembok hegemoni.”

Video tersebut tidak secara eksplisit menyebut tarif 145% yang dikenakan pemerintahan Trump terhadap impor dari Tiongkok — maupun tarif balasan sebesar 125% yang diterapkan Tiongkok terhadap produk Amerika. Namun video itu dipublikasikan secara luas di media sosial pada saat pemerintahan Trump tampak memberi sinyal untuk melunak.

Trump baru-baru ini mengatakan ia memperkirakan tarif terhadap barang-barang Tiongkok akan diturunkan, dan Menteri Keuangan AS Scott Bessent bahkan menyebut tarif yang sangat tinggi itu sebagai “tidak berkelanjutan” pada Selasa lalu. Namun, Trump juga menegaskan Tiongkok harus mengajukan tawaran yang kuat. Meskipun ia menyatakan kedua negara terus menjalin komunikasi, Tiongkok berkali-kali membantah adanya negosiasi perdagangan aktif.

Sementara itu, pembicaraan dagang dengan Amerika tampaknya justru berjalan intensif dengan sejumlah besar negara lain. Bessent menyatakan bahwa ia sedang dalam diskusi aktif dengan 17 negara lain selama jendela waktu 90 hari di mana pemerintahan Trump menghentikan sementara tarif “resiprokal” yang luar biasa tinggi — hingga 50% — terhadap puluhan negara.

Tiongkok mendorong negara-negara lain untuk tetap teguh. “Kami tahu bahwa dengan membela diri sendiri, kami masih menjaga kemungkinan kerja sama tetap hidup,” kata video tersebut. “Tiongkok tidak akan mundur agar suara yang lemah bisa didengar, intimidasi bisa dihentikan, dan keadilan tidak lenyap dari dunia.”

Pesan video tersebut jelas: Amerika tidak bisa dipercaya.

Dalam video itu, Tiongkok menyebut Amerika Serikat sebagai “macan kertas.” Mereka menyoroti bahwa ekspor dan impor Amerika hanya mencakup kurang dari seperlima dari perdagangan global, dan bahwa negara tersebut “bukanlah representasi seluruh dunia.”

“Ketika seluruh dunia berdiri bersama dalam solidaritas, AS hanyalah perahu kecil yang terdampar,” kata narasi dalam video. “Jangan salah sangka, AS akan terus berbalik arah dan bermain keras.” (CNN/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |