
KEPALA Satuan Kerja Bisnis Retail dan Konsumen Bank Central Asia (BCA) Syariah, Bukit Mas Siahaan, mengungkapkan pembiayaan electric vehicle (EV) Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) iB BCA Syariah meningkat 10% pada 2024 lalu.
"Jadi untuk pembiayaan kendaraan EV naik 33%, sementara untuk non-EV naik sekitar 23%. Lebih tinggi permintaan pembiayaan kendaraan EV," ucap Bukit dalam Talk Show Mini Studio BCA Expoversary 2025 yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Minggu (23/2).
Ia menjelaskan, demografi pembiayaan kendaraan bermotor di KKB BCA Syariah jika dilihat dari jenis gender, didominasi oleh pria di angka 75% dan wanita 25%.
"Kemudian kalau kita lihat lagi untuk dari generasinya, itu yang paling besar adalah di generasi milenial itu, sekitar 55% dengan range usia antara 24-39 tahun. Kemudian yang (urutan) kedua itu adalah itu adalah gen X 40-55 tahun dengan kisaran 37%," ungkap Bukit.
BCA Syariah, sambung Bukit, mendukung pembiayaan kendaraan listrik. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti dukungan BCA Syariah terhadap upaya pemerintah mendorong pertumbuhan kendaraan ramah lingkungan.
Ia menambahkan, pembiayaan mobil listrik di dunia tengah mengalami peningkatan. Bahkan dalam empat tahun terakhir, pembiayaan mobil listrik tercatat meningkat hampir 47%.
"Tahun ini kita bahkan menyediakan program atau paket-paket yang berkaitan dengan pembiayaan mobil listrik. Kita mulai dengan dengan biaya margin yang lebih rendah, kemudian kita juga dukung dengan DP yang boleh dikatakan cukup minimal," bebernya.
Karena itu, lanjutnya, untuk mendukung penjualan mobil-mobil listrik di Indonesia, BCA Syariah saat ini telah melakukan perjanjian kerja sama dengan 71 diler maupun grup dialer mobil listrik.
"Kita siap mendukung penjualan dari teman-teman diler rekanan kita untuk peningkatan penjualan kendaraan EV ini," tutur Bukit.
BCA, sambungnya, juga mengapresiasi kebijakan-kebijakan pemerintah yang mendorong penyebaran mobil listrik di Indonesia dengan pengurangan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) hanya di 1% serta bebas biaya masuk komponen listrik.
"Kemudian pemerintah juga terus menambah infrastruktur stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Dukungan pemerintah itu sangat besar sekali, itu adalah peluang-peluang bagi investor untuk mendukung dari program-program pemerintah ini," pungkasnya. (Fal/E-1)