LG Hengkang, Moeldoko Sebut Iklim Investasi EV Indonesia masih Kondusif

5 hours ago 2
LG Hengkang, Moeldoko Sebut Iklim Investasi EV Indonesia masih Kondusif Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko menegaskan secara keseluruhan, iklim investasi kendaraan listrik (EV) di Indonesia masih tetap kondusif.(MI/Insi Nantika Jelita)

KETUA Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko menegaskan secara keseluruhan, iklim investasi kendaraan listrik (EV) di Indonesia masih tetap kondusif.

Hal ini disampaikan sebagai respons atas keputusan LG Energy Solution (LGES), perusahaan asal Korea Selatan, yang hengkang dari Proyek Titan, sebuah inisiatif pengembangan proyek baterai kendaraan listrik yang merupakan bagian dari kesepakatan Indonesia Grand Package yang ditandatangani pada akhir 2020.

"Jika ada satu perusahaan yang membatalkan niat investasinya di Indonesia, itu sama sekali tidak bisa langsung diartikan iklim investasi di Indonesia tidak baik," ujar Moeldoko dalam acara Kick Off Ceremony of EV Indonesia Center di Jakarta, Rabu (23/4).

Ia menekankan keputusan satu perusahaan untuk mundur tidak bisa dijadikan tolok ukur dalam menilai seluruh iklim investasi nasional, apalagi dalam sektor yang sedang berkembang pesat seperti kendaraan listrik.

Lebih lanjut, dia menilai keputusan LGES kemungkinan besar didorong oleh pertimbangan internal yang belum tentu berkaitan langsung dengan kondisi di Indonesia.

"Kita semuanya belum tahu pertimbangan internal mereka. Tapi, saya melihat tren (investasi) kendaraan listrik itu masih tinggi," ucap mantan Kepala Staf Kepresidenan itu.

Moeldoko menyampaikan optimisme saat ditanya soal kemungkinan masuknya investor lain dalam proyek Titan. Dia menyebut ada keinginan dari para pelaku industri global untuk merelokasi investasinya ke negara-negara ASEAN di tengah perang tarif.

Terlebih, katanya, dia menilai pemerintah telah bekerja keras untuk menciptakan regulasi yang lebih baik dan memberikan kepastian bagi investor.

"Saya sangat optimistis, apalagi saya melihat ada kompetisi yang sangat kuat dari negara lain untuk melakukan relokasi investasi," sebutnya.

"Saya pikir sekian tahun belakangan ini pemerintah juga telah bekerja keras menyiapkan regulasi yang baik untuk mendukung investasi," pungkas Moeldoko.

Mengutip kantor berita Korea Selatan Yonhap, LGES menarik diri dari Proyek Titan setelah berkonsultasi dengan pemerintah Indonesia. Hal ini karena adanya perubahan lanskap industri, khususnya perlambatan atau stagnasi dalam permintaan global terhadap kendaraan listrik.

"Dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah memutuskan untuk keluar dari proyek ini," ujar seorang pejabat dari LG Energy Solution.

Kendati demikian, LGES menegaskan tetap berkomitmen untuk melanjutkan proyek lainnya melalui fasilitas produksi baterai yang dikelola oleh Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power),

"Namun, kami akan tetap melanjutkan bisnis yang sudah ada di Indonesia, seperti pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power), yang merupakan usaha patungan kami dengan Hyundai Motor Group," tambah narasumber tersebut. (Ins/E-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |