
KOMISI Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, akan melakukan edukasi dan trauma healing bagi korban dan orangtua berkaitan dengan kasus keracunan makanan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Rajapolah.
Ketua KPAID Tasikmalaya, Ato Rianto mengatakan, kasus dugaan keracunan MBG sangat memprihatinkan. Peristiwa ini sebagai peringatan supaya kejadian serupa tidak lagi terjadi.
"Program MBG yang digelar pemerintah baik, bagus dan kita dorong untuk disukseskan bersama-sama. Namun, program ini butuh partisipasi dari masyarakat, dalam bentuk kritik dan masukan, dalam proses penyelenggaraan berkaitan dengan menu dan lainnya," katanya, Jumat (2/5).
Dia meminta masyarakat tidak menghakimi kejadian ini, karena penyebabnya belum jelas. Untuk itu, warga diminta menunggu pernyataan resmi dan hasil laboratorium dari pihak terkait yang melakukan pemeriksaan.
"Kami juga menyampaikan kepada pihak sekolah, kasus ini akan berdampak pada anak. Salah satunyamenimbulkan rasa ketakutan ketika memakan makanan pada program MBG. Untuk itu, KPAID akan berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan, sekolah dan melakukan pendampingan psikologi terutama memberikan edukasi kepada korban dan orang tua," ujarnya.
KPAID akan melakukan pendampingan kepada anak dan orangtua siswa supaya anak mendapat pengobatan baik fisik maupun psikisnya. Dalam pemulihan perlu dilakukan trauma healing termasuk bantuan psikolog supaya kondisi korban dan keluarganya kembali normal serta melupakan semua kejadian yang terjadi.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya mencatat kasus keracunan menimpa sekitar 400 siswa. Mereka ialah siswa TK, SD, SMP termasuk satu guru pengajar di Kecamatan Rajapolah. Kejadian tersebut membuat 32 orang harus menjalani perawatan dan satu dirujuk ke rumah sakit.