
KOREA Utara (Korut) menyatakan kecaman keras terhadap serangan udara yang dilancarkan Israel ke Iran, sehingga telah memicu konflik terbuka antar kedua negara sejak Jumat (13/6).
Dalam pernyataan yang disampaikan pada Kamis (19/6) oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri, Pyongyang juga memperingatkan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa agar tidak memperburuk ketegangan di kawasan.
“Kami menyampaikan kekhawatiran serius atas serangan militer Israel dan mengecamnya dengan tegas,” ujar juru bicara tersebut, seperti dilaporkan kantor berita pemerintah KCNA.
Korut menilai aksi militer Israel sebagai bentuk terorisme yang disponsori negara dan telah menimbulkan ancaman besar terhadap perdamaian Timur Tengah.
Mereka juga menggambarkannya sebagai kejahatan yang tidak dapat dimaafkan terhadap kemanusiaan, terutama karena jatuhnya korban sipil.
Di tengah ketegangan ini, Korea Utara menyerukan agar negara-negara Barat tidak ikut memperkeruh situasi.
“Tindakan tidak bertanggung jawab dari AS dan negara-negara Eropa hanya akan mendorong kawasan ini menuju bencana besar yang tak terkendali,” tegas Pyongyang.
Donald Trump dikecam
Kecaman juga diarahkan kepada Presiden AS Donald Trump, yang sebelumnya menyatakan bahwa kesabarannya terhadap Teheran telah habis namun masih membuka ruang untuk negosiasi.
Trump belum mengumumkan secara resmi apakah AS akan bergabung dalam aksi militer bersama Israel, namun mengisyaratkan kemungkinan perubahan rezim di Iran sebagai dampak dari konflik.
Menanggapi hal tersebut, Korea Utara memperingatkan bahwa situasi saat ini menunjukkan Israel, yang dilindungi oleh AS dan Barat, adalah ancaman besar bagi perdamaian regional dan global.
Masyarakat internasional kini menyaksikan dengan cermat peran kekuatan Barat yang menyulut konflik dan mempertanyakan kedaulatan serta hak Iran untuk mempertahankan diri.
Pertegas posisi Korut
Pernyataan ini menegaskan posisi Korut yang menolak segala bentuk intervensi eksternal yang dapat memperburuk konflik di Timur Tengah, serta memperlihatkan solidaritas dengan Iran sebagai sesama negara yang kerap menjadi sasaran tekanan Barat.
Sebelumnya Israel mengeklaim serangan itu ditujukan untuk menghantam infrastruktur program nuklir Iran. Sejak saat itu, konflik memanas dan berlangsung selama enam hari, dengan kedua belah pihak saling meluncurkan rudal.
Iran pada Minggu (15/6) melaporkan sedikitnya 224 orang tewas akibat serangan Israel, termasuk perwira militer, ilmuwan nuklir, serta warga sipil. Sementara itu, otoritas Israel melaporkan 24 korban jiwa dan ratusan orang terluka, termasuk warga sipil. (Fer/I-1)