
TAHUKAH Anda, kesehatan usus dapat memengaruhi kondisi mental Anda? Penelitian terbaru dari para ilmuwan di Singapura mengungkapkan kuman atau mikroba dalam usus dapat menyebabkan kecemasan dan gangguan kesehatan mental lainnya. Temuan ini juga menunjukkan probiotik bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Dalam penelitian yang dilakukan Duke-NUS Medical School dan Institut Neurosains Nasional Singapura, uji coba pada tikus menunjukkan adanya "hubungan penting antara mikroba usus dan perilaku terkait kecemasan". Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal EMBO Molecular Medicine pada bulan ini.
Dalam studi yang diterbitkan bulan ini di jurnal EMBO Molecular Medicine, para ilmuwan menemukan molekul bernama indol yang diproduksi mikroba usus dan berperan dalam metabolisme (proses pemecahan makanan, obat, atau zat kimia untuk menghasilkan energi bagi tubuh) memiliki peran langsung dalam mengatur aktivitas otak yang berkaitan dengan kecemasan.
Peran probiotik dalam menjaga kesehatan mental
Probiotik adalah bakteri dan ragi hidup yang memiliki manfaat kesehatan, khususnya bagi keseimbangan mikroba usus. Mengonsumsi lebih banyak makanan atau suplemen probiotik dapat meningkatkan jumlah mikroba baik dalam tubuh dan membantu memulihkan keseimbangan alami bakteri usus yang terganggu akibat penyakit atau pengobatan.
Seberapa Banyak Probiotik yang Dibutuhkan Tubuh?
Probiotik biasanya ditemukan dalam makanan dan minuman fermentasi seperti yoghurt, kimchi, natto, dan sauerkraut. Namun, seberapa banyak yang sebenarnya dibutuhkan tubuh?
"Dosis harian yang disarankan untuk orang dewasa adalah antara 1 miliar hingga 10 miliar CFU (colony forming units),” kata Dr. Melvin Look, direktur PanAsia Surgery di Mount Elizabeth Hospital, Mount Elizabeth Novena Hospital, dan Parkway East Hospital.
Namun, menurutnya, jenis dan keberagaman bakteri dalam probiotik juga sangat penting. "Itulah mengapa dokter terkadang meresepkan merek probiotik yang berbeda untuk kondisi yang berbeda," tambahnya.
Bisakah Mengonsumsi Terlalu Banyak Probiotik?
Jika Anda penggemar yoghurt dan kimchi, atau sering mengonsumsi suplemen probiotik, apakah ada risiko konsumsi berlebihan? "Kasus overdosis probiotik jarang terjadi, tetapi efek samping tetap mungkin muncul meskipun Anda mengonsumsi dalam dosis yang disarankan," jelas Dr. Look.
Selain itu, makanan yang mengandung probiotik juga memiliki kadar amina alami yang tinggi, yang dihasilkan selama proses fermentasi protein. "Amina ini dapat memicu sakit kepala pada beberapa orang karena dapat merangsang aktivitas otak," tutupnya.
Potensi terapi probiotik untuk kesehatan mental
Penemuan ini membuka peluang baru bagi terapi berbasis probiotik untuk meningkatkan kesehatan mental. Para peneliti kini tengah merancang uji klinis untuk mengembangkan terapi ini lebih lanjut.
Patrick Tan, Wakil Dekan Senior bidang riset di Duke-NUS, menjelaskan hasil uji coba ini menunjukkan adanya hubungan erat antara mikroba usus, nutrisi, dan fungsi otak.
"Temuan ini berpotensi besar membantu orang yang mengalami kondisi terkait stres, seperti gangguan tidur atau mereka yang tidak bisa mentoleransi obat psikiatri standar," ujar Tan.
Penelitian ini juga selaras dengan studi terbaru dari Harvard University dan Massachusetts General Hospital yang menemukan adanya keterkaitan antara jenis bakteri usus tertentu dengan depresi. Selain itu, pada Januari lalu, tim ilmuwan Prancis dan Italia menemukan "terobosan nyata" dalam memahami bagaimana sinar-X dapat memberikan petunjuk tentang proses yang menghubungkan neuron usus dengan neuron di otak, yang berpotensi memicu Alzheimer.
Dengan semakin berkembangnya penelitian di bidang ini, probiotik bisa menjadi solusi alami yang menjanjikan untuk meningkatkan kesehatan mental. Oleh karena itu, menjaga kesehatan usus dengan mengonsumsi makanan probiotik dapat menjadi langkah sederhana untuk mendukung keseimbangan mental dan emosional Anda. (South China Morning Post/CNA/Z-2)