
SEBUAH studi baru mengungkap manusia pertama di Amerika Utara menggunakan "kendaraan" kayu untuk mengangkut barang, dan mungkin manusia, lebih dari 20.000 tahun lalu.
Para peneliti menemukan jejak seretan mirip kereta luncur di samping jejak kaki manusia purba di White Sands National Park, New Mexico. Situs jejak kaki manusia tertua yang diketahui di Amerika Utara.
Masyarakat adat yang terlibat dalam penelitian ini menyarankan jejak seretan tersebut kemungkinan berasal dari travois, sebuah kerangka kayu yang terdiri dari dua tiang yang diikat bersama, sebagaimana dijelaskan dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Quaternary Science Advances edisi Januari.
Bukti Penggunaan Travois oleh Masyarakat Adat
Suku-suku asli di Great Plains diketahui menggunakan travois yang ditarik anjing, kemudian kuda, untuk mengangkut rumah, perabotan, serta barang lainnya sekitar 500 tahun yang lalu, saat mereka pertama kali berinteraksi dengan penjajah Eropa. Pada masa itu, anak-anak dan perempuan lanjut usia juga menumpang di travois, menurut studi tersebut.
Berdasarkan ukuran dan posisi jejak kaki kuno yang ditemukan di dekat jejak seretan. Para peneliti berpendapat orang dewasa kemungkinan menarik travois, sementara anak-anak mengikuti di belakangnya.
"Banyak orang mungkin familiar dengan pengalaman mendorong troli belanja di supermarket, berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan anak-anak yang bergelantungan," kata Matthew Bennett, profesor ilmu lingkungan dan geografi dari Bournemouth University, Inggris, yang juga penulis utama studi tersebut. "Ini tampaknya merupakan versi kuno dari itu, tetapi tanpa roda."
Bukti Fisik Pergerakan Manusia Purba
Bennett menjelaskan para ilmuwan telah lama menyadari nenek moyang kita pasti menggunakan sesuatu untuk membawa barang mereka saat bermigrasi, tetapi alat-alat kayu ini telah lama membusuk. Jejak seretan yang baru ditemukan ini menjadi bukti pertama tentang bagaimana manusia prasejarah memindahkan beban berat sebelum ditemukannya roda.
Tim peneliti mulai menggali situs jejak seretan ini tahun 2020. Di White Sands, jalur tapak kuno terawetkan dalam lumpur yang mengering dan terkubur di bawah sedimen. Ribuan tahun lalu, manusia berjalan di lanskap ini bersama mamut, kukang darat raksasa, unta, dan berbagai hewan zaman es lainnya.
Jejak seretan tersebut berbentuk garis-garis di tanah yang membentang hingga 50 meter. Beberapa di antaranya berupa garis tunggal, yang kemungkinan dibuat oleh dua tiang yang diikat di salah satu ujungnya sehingga membentuk pola huruf "A". Sementara itu, ada juga jejak dua garis sejajar, yang diduga berasal dari dua tiang yang disilangkan di tengahnya membentuk pola "X".
Eksperimen untuk Membuktikan Hipotesis
Masyarakat adat di Great Plains biasanya menggunakan travois berbentuk "A" dengan tambahan palang atau keranjang jaring untuk menahan barang-barang di tempatnya. Para peneliti menduga masyarakat kuno di wilayah ini menggunakan cara yang sama.
Untuk menguji teori ini, tim peneliti membuat replika travois dari tiang kayu dan menyeretnya di dataran lumpur di Inggris serta sepanjang pantai Maine, AS.
"Dalam eksperimen kami, jejak kaki serta garis yang terbentuk di lumpur dari tiang kayu memiliki penampilan yang sama persis dengan contoh fosil yang kami temukan di New Mexico," kata Bennett.
Menggugah Pemahaman Baru tentang Migrasi Manusia
Sebelumnya, Bennett dan rekan-rekannya memperkirakan jejak kaki manusia di White Sands berusia sekitar 21.000 hingga 23.000 tahun, menantang asumsi sebelumnya bahwa manusia baru tiba di Amerika Utara sekitar 13.000 hingga 16.000 tahun lalu.
Meskipun tidak semua ilmuwan sepakat dengan usia situs tersebut, penulis studi menegaskan bahwa perdebatan tentang penanggalan tidak boleh mengalihkan perhatian dari bukti baru ini, yang menunjukkan praktik masyarakat adat kuno, terlepas dari kapan tepatnya jejak tersebut dibuat.
"Setiap penemuan baru di White Sands menambah pemahaman kita tentang kehidupan manusia pertama yang menetap di Amerika," ujar Sally Reynolds, ahli paleontologi mamalia dari Bournemouth University, yang juga salah satu penulis studi ini. "Mereka adalah migran pertama yang mencapai Amerika Utara, dan memahami bagaimana mereka bergerak sangat penting untuk menceritakan kisah mereka." (Live Science/Z-2)