
DESAINER Ivan Gunawan berkesempatan menjadi dosen tamu dalam sesi spesial bertajuk Modest Wear: Networking & Personal Branding di Esmod Jakarta. Anggota Indonesian Fashion Designer Council (Ikatan Perancang Mode Indonesia) itu membagikan pengalaman dan pengetahuannya tentang berbagai hal di dunia fesyen, termasuk modest fashion.
Dalam suasana yang penuh antusiasme, Ivan Gunawan membagikan berbagai pandangan penting seputar dunia modest fashion yang terus berkembang pesat. Ia menekankan bahwa di Indonesia pengguna modest wear sangat besar. Ivan Gunawan juga menyampaikan bahwa dirinya pernah mengambil program short course di Esmod Jakarta, yang saat ini dikenal sebagai Metier Academy. Acara itu dihadiri oleh para mahasiswa semester 4 jurusan fashion design dan creative business sebanyak 40 orang.
"Dari 31 juta followers saya di instagram mostly mereka adalah perempuan berhijab dan hal ini menciptakan peluang yang bisa dimanfaatkan oleh generasi muda yang kelak ingin menjadi desainer modest wear," ujar lelaki kelahiran Jakarta, 31 Desember 1981 itu.
Ivan juga membahas pentingnya memahami perilaku pembeli dalam industri modest fashion atau busana muslimah dan muslim. Menurutnya, para mahasiswa harus rajin melakukan riset, mulai dari tren, kebutuhan konsumen, hingga pemilihan bahan yang tepat.
Ia juga menekankan pentingnya membangun tim kerja yang solid dalam proses produksi. “Kalian harus mulai percaya sama tim ketika brand kalian udah mulai besar. Kalau semua dikerjain sendiri, suksesnya bisa lama datangnya,” jelasnya.
Salah satu contiohnya adalah pentingnya komunikasi visual yang jelas dalam dunia produksi fashion. “Gambarnya dan polanya mesti bisa dibaca orang lain, kecuali kamu mau cape bolak-balik jelasin. Kalau pattern kamu clear, tukang potong atau jahit langsung eksekusi tanpa tanya,” tegasnya.
Hal itu menjadi pengingat bagi para mahasiswa bahwa kejelasan dalam desain teknis adalah salah satu kunci efisiensi dan keberhasilan dalam proses produksi.
Manfaatkan Media Sosial
Kemudian, Ivan yang memiliki darah keturunan keturunan Jawa, Tionghoa, dan Belanda itu menekankan bahwa media sosial adalah platform dalam memperkenalkan karya dan membangun kredibilitas personal. “Orang mau jadi famous nggak perlu masuk ke dunia entertainment kok. Di Instagram aja, kalau kontennya bagus, bisa mudah viral,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa saat ini bukan hanya karya yang berbicara, tetapi juga era kolaborasi dan kekuatan personal branding. Ia mengatakan bahwa selain brand nya harus besar, designer muda harus memiliki personal branding yang kuat.
Ivan tak lupa membagikan pengalamannya, termasuk bagaimana ia melihat pasar modest wear yang selalu berkembang dan kini sudah memiliki panggung khusus, seperti modest fashion week. Ia mendorong para calon desainer muda untuk tidak takut tampil, bahkan jika belum bisa mengikuti fashion week, calon designer muda bisa memanfaatkan social media sebagai media promosi. “Bikin konten video sendiri, tunjukkan karya kalian. Karena sekadar fashion show tapi nggak dagang tuh enggak bisa,” ungkapnya.
Menjawab pertanyaan mahasiswa mengenai strategi berjualan, Ivan menjelaskan bahwa saat ini platform untuk menjual brand sangat luas, bisa lewat marketplace, media sosial, hingga platform fashion digital. Ia juga menegaskan bahwa Ramadhan adalah peak season dalam industri modest wear, dan penting bagi brand modest wear untuk memanfaatkan momentum tersebut.
Tak hanya bicara strategi, Ivan juga berbagi sedikit panduan teknis mengenai cara membuat modest wear, termasuk do & don'ts dalam mendesain agar tetap nyaman dan sesuai nilai-nilai modesty.
Kehadiran Ivan Gunawan bukan hanya memberi inspirasi, tetapi juga membuka semangat baru bagi para mahasiswa mengenai besarnya potensi industri modest wear di Indonesia dan pentingnya membangun personal branding demi kelancaran membangun brand calon designer muda. (H-3)