
Inovasi dalam pengembangan pertanian berkelanjutan menjadi kunci dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan di era perubahan iklim. Sehingga perlu upaya penyediaan pangan dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks di tengah ancaman pemanasan global yang mengarah pada perubahan iklim.
"Inovasi dalam pertanian tidak hanya penting untuk meningkatkan produktivitas, tetapi juga untuk menjaga kesehatan ekosistem kita. Kesadaran akan pentingnya kesehatan tanah harus ditingkatkan sebagai fondasi untuk pertanian yang berkelanjutan dan produktif,” kata Dekan Fakultas Pertanian, Sains, dan Teknologi (FPST) Universitas Warmadewa (Unwar), Prof. Luh Suriati saat membuka International Studium Generale yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, FPST, Unwar di Denpasar pada Jumat (14/3).
Suariati berharap adanya kolaborasi dari berbagai elemen untuk berkontribusi dalam pengembangan pertanian berkelanjutan demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Dengan semangat kolaborasi, diharapkan tujuan ketahanan pangan dapat tercapai sambil menjaga keberlanjutan lingkungan.
Sedangkan Prof. Widyatmanisih Dewi, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam paparannya menyampaikan dalam pertanian, kesehatan tanah dan keberadaan bahan organik menjadi faktor penting dalam mendukung pertanian berkelanjutan. Kesehatan tanah, yang mencakup partikel tanah dan organisme tanah, sangat penting untuk produktivitas dan keberlanjutan pertanian.
"Kesehatan tanah berarti bahwa tanah memiliki kapasitas untuk mendukung sistem kehidupan dan produktivitas yang berkelanjutan," ujar Widyatmanisih.
Menurut Widyatmanisih, bahan organik meskipun hanya sekitar 5 persen, sangat penting sebagai nutrisi bagi organisme tanah. Tanah sehat memiliki kemampuan untuk mendukung sistem kehidupan dan produktivitas.
Ia menyebutkan bahwa kesehatan tanah juga berhubungan dengan proses yang memengaruhi emisi gas rumah kaca. Selain itu, fungsi tanah yang kompleks harus dipelihara untuk mendukung ekosistem dan kehidupan di bumi, termasuk layanan dukungan dan penyediaan bagi manusia.
Ia menambahkan bahwa inovasi seperti penggunaan biofertilizer dan teknik pertanian presisi dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung keberagaman hayati. Dengan cara ini, pertanian berkelanjutan dapat berkontribusi pada pengelolaan sumber daya alam dan pengurangan dampak perubahan iklim. (RS)
Ket foto: Tampilan layar acara International Studium Generale yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, FPST, Universitas Warmadewa di Denpasar, Jumat (14/3).
Images