
INDONESIA mencatat lonjakan peringkat perguruan tinggi dalam QS World University Ranking sebesar 46 persen tahun ini. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menyampaikan beberapa penekanan utama, mulai dari pentingnya riset berkualitas hingga prinsip kolaborasi nasional yang inklusif.
Brian mengajak seluruh perguruan tinggi di Indonesia untuk menghindari persaingan antar institusi dan mendorong kerja sama yang cair dan produktif. Brian juga mengingatkan bahwa upaya mengejar peringkat dunia tidak boleh mengorbankan integritas akademik.
“Harus kolaborasi dan blending antarkampus, sesama perguruan tinggi kita. Secair mungkin kerja samanya agar kita sama-sama maju ke depan. Dan mohon, ranking ini jangan sampai membuat kita menjadi fraud. Kalau kita meneliti dengan serius, konsisten, dan sabar, hasilnya pasti baik,” ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Rabu (25/6).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Angka Artisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi nasional hanya naik 0,5% dalam setahun. Tanpa intervensi yang lebih besar, APK diperkirakan tidak dapat menyentuh target 38% pada 2029.
Ketua Tim World Class University (WCU) Kemdiktisaintek Hermawan menegaskan bahwa reputasi akademik dalam skala global sangat bergantung pada kekuatan riset yang dimiliki oleh para dosen dan institusi. Hermawan juga mengingatkan pentingnya kepemimpinan yang konsisten dan berorientasi pada mutu untuk menjamin keberhasilan transformasi jangka panjang pendidikan tinggi.
Dia menyoroti tiga tantangan utama pendidikan tinggi di Indonesia yaitu, akses, relevansi, dan mutu. Transformasi menuju universitas berkelas dunia harus bertumpu pada peningkatan kualitas dan reputasi dalam skala global.
Hermawan menekankan bahwa academic reputation tidak dapat dibangun secara instan, melainkan melalui riset yang berkualitas, konsisten, dan menjadi rujukan dunia. Inilah yang menjadi fondasi bagi universitas Indonesia untuk diakui secara global dan memberikan nilai tambah secara ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pada sesi teknis akan dihadiri oleh tim task force dari masing-masing perguruan tinggi bersama para pakar. Agenda ini akan difokuskan pada pendalaman teknis implementasi program, termasuk strategi peningkatan mutu riset, penguatan kolaborasi lintas institusi, serta langkah-langkah percepatan transformasi sistemik.
Sosialisasi ini menjadi pondasi awal dalam konsolidasi nasional menuju kampus berdampak. Dengan strategi yang menekankan kualitas akademik, kemitraan yang inklusif, dan keadilan akses, perguruan tinggi Indonesia diharapkan mampu bertransformasi menjadi pusat pengetahuan global yang menjunjung integritas dan mendorong kemajuan bersama. (H-4)