6 hours ago
1
Ilustrasi(freepik.com)
Langkah Indonesia mengakselerasi program vaksinasi HPV nasional demi menekan angka kematian akibat kanker serviks mendapatkan apresiasi dari dunia internasional.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan bahwa eliminasi kanker serviks adalah misi global yang harus diwujudkan bersama. "Tantangannya sekarang bukan tentang apa yang harus dilakukan, tapi seberapa cepat, seberapa adil, dan sejauh mana kita mau bertindak," kata Tedros dalam keterangannya, Kamis (19/6).
Kanker serviks adalah kanker pembunuh kedua untuk perempuan di Indonesia setelah kanker payudara. Jadi mungkin setiap 25 menit ada satu orang perempuan Indonesia meninggal akibat kanker. Dalam waktu singkat, lebih dari 5 juta remaja perempuan Indonesia telah menerima vaksin HPV.
Ia menambahkan bahwa tidak ada satu pun perempuan yang seharusnya meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dan diobati.
"Kita memiliki pengetahuan untuk menghentikan penyakit ini melalui vaksinasi, skrining, dan pengobatan yang terpadu,” ujar Tedros.
Selain mengandalkan vasinasi HPV, Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat melakukan deteksi dini. Salah satu inovasi yang tengah dikembangkan adalah metode skrining mandiri, agar perempuan dapat melakukan pemeriksaan kanker serviks secara mudah dan praktis dari rumah.
Metode ini diharapkan bisa memperluas akses dan meningkatkan cakupan skrining, terutama di wilayah yang sulit dijangkau layanan kesehatan. (H-1)
