
JEMAAH haji tidak akan merasakan teriknya musim panas lagi selama seperempat abad mendatang. Mulai 2026, ibadah haji akan berangsur-angsur beralih ke musim yang lebih sejuk, yakni musim semi, musim dingin, dan musim gugur.
Dilansir dari Gulf News, Rabu (11/6), Juru Bicara Pusat Meteorologi Nasional (NCM) Hussein Al Qahtani mengatakan bahwa musim haji tahun ini menandai berakhirnya musim haji yang bertepatan dengan bulan-bulan musim panas.
Ia mencatat bahwa delapan musim haji berikutnya akan terjadi selama musim semi, diikuti oleh delapan musim lagi di musim dingin. Kemudian di musim gugur dengan suhu yang meningkat secara bertahap, sebelum kembali ke musim panas setelah sekitar 25 tahun.
“Pergeseran ini disebabkan oleh siklus kalender lunar, yang menawarkan kesempatan bagi jamaah haji untuk melakukan ritual haji dalam kondisi cuaca yang lebih bersahabat selama tahun-tahun mendatang,” ungkapnya.
NCM telah merilis kalender haji 25 tahun yang menguraikan bagaimana tanggal-tanggal haji, berdasarkan kalender Hijriah (Islam), akan disesuaikan dengan musim-musim kalender Gregorian hingga tahun 2050.
Karena sifat lunar kalender Hijriah, yang kira-kira 11 hari lebih pendek dari tahun Gregorian, haji bergeser lebih awal setiap tahun. Akibatnya, para jemaah akan diuntungkan oleh kondisi cuaca yang semakin baik hingga akhirnya haji kembali ke bulan-bulan musim panas pada tahun 2050.
Berikut kalender musim haji hingga 2050:
- 2026–2033: Musim semi (Mei–Maret)
- 2034–2041: Musim dingin (Februari-Januari, akhir Desember)
- 2042–2049: Musim gugur (November-September)
- 2050: Haji kembali pada Agustus–Musim panas. (M-3)