
KETIKA berkumpul bersama keluarga, biasanya ada beberapa saudara memiliki bayi yang menggemaskan. Mencium, menyentuh, atau menggendong bayi merupakan hal yang biasa. Walaupun kelihatannya hal ini sederhana, ternyata mencium bayi bisa mempengaruhi kondisi kesehatan tubuh mereka.
Sering kali orangtua atau kerabat tidak menyadari, mencium bayi bisa menyebabkan kulit mereka sensitif dan sistem kekebalan tubuh mereka melemah. Bahaya yang kerap kali muncul ketika bayi sering dicium adalah penyakit infeksi.
5 penyakit yang bisa tertular akibat bayi sering dicium.
1. Herpes Simpleks
Bahaya yang bisa menimpa bayi jika sering dicium orang lain adalah penyakit herpes yang disebabkan virus herpes simpleks tipe 1 (HSV 1). Penyakit ini ditandai dengan muncul luka dan lepuhan, serta ruam pada bibir dan kulit di sekitarnya. Gejala berikutnya demam, lebih rewel atau tampak kesakitan, kurang mau menyusui atau makan, gusi merah dan bengkak, serta muncul benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
2. Infeksi Virus RSV
Respiratory Syncytial Virus (RSV) merupakan virus yang menginfeksi paru-paru atau saluran pernapasan. Virus ini sangat menular dan umumnya menyerang anak-anak atau bayi sehingga membuat mereka kesulitan bernapas.
Pada anak yang lebih besar, gejalanya bisa ringan dan mirip seperti flu biasa. Namun pada bayi, kondisi ini bisa menjadi serius dan berpotensi fatal. RSV dapat menyebabkan masalah pernapasan yang parah, mempengaruhi jantung dan otak bayi, terutama bagi bayi prematur yang cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
3. Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (PTKM)
Penyakit ini umumnya terjadi pada anak-anak di bawah usia 10 tahun. Penularannya dapat melalui kontak fisik seperti berpelukan atau mencium bayi. Demam, sariawan, bisul, dan ruam kulit di sekitar mulut, tangan, dan kaki, merupakan tanda anak tertular penyakit ini. Meski sebenarnya tidak fatal, PTKM dapat menyebabkan masalah pada bayi yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah.
4. Penyakit ISPA
Penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang disebabkan infeksi virus, tetapi terkadang juga bisa disebabkan bakteri. Sama seperti beberapa kondisi di atas, virus atau bakteri penyebab ISPA juga terkandung di air liur dan dapat ditularkan tidak hanya saat mencium bayi, juga saat batuk atau bersin di dekat bayi. ISPA dapat membuat bayi menjadi batuk pilek, sering bersin, demam, sesak napas disertai napas berbunyi, tampak lemas, dan kurang mau menyusu atau makan.
5. Meningitis Bakteri
Meningitis yang diakibatkan infeksi bakteri merupakan kondisi serius yang dapat membahayakan nyawa bayi. Saat terkena meningitis, bayi akan menunjukkan gejala-gejala berupa lemas, demam, kejang, leher kaku, muntah-muntah, tidak mau makan atau menyusu, serta sering tidur dan sulit dibangunkan.
Bayi yang terkena meningitis bakteri perlu mendapatkan penanganan dari dokter anak di rumah sakit secepat mungkin. Apabila terlambat ditangani, bayi rentan mengalami komplikasi, seperti sepsis dan kerusakan otak permanen.
3 Etika Saat Menyentuh Bayi
1. Jangan sembarangan menyentuh dan mencium bayi
Kita perlu sadar sistem kekebalan tubuh bayi masih lemah, sehingga lebih rentan terkena infeksi bakteri atau virus yang mungkin dibawa orang dewasa. Jadi, jangan menyentuh dan mencium bayi sembarangan. Kalaupun orangtua bayi mengizinkan menggendong bayinya, sebaiknya cuci tangan atau gunakan handsanitizer terlebih dahulu.
Jika sedang pilek, batuk, sakit tenggorokan, atau menderita penyakit menular lainnya, lebih baik tunda waktu bertemu. Meski penyakit ini tidak terlihat berbahaya, bayi bisa saja tertular dan mengalami sakit yang berat.
2. Jangan Menyodorkan Tangan untuk Digigit Bayi
Bayi suka sekali memasukkan segala hal ke mulutnya, apalagi jika dia sedang tumbuh gigi. Bukan berarti semua orang boleh memberikan tangannya untuk digigit bayi. Sekalipun sudah cuci tangan! Hanya orangtua atau ibunya yang boleh memberikan tangannya untuk digigit-gigit bayi. Selain itu, mintalah mainan atau teether milik si bayi agar bisa memenuhi keinginannya untuk menggigit.
3. Perhatikan Kebersihan dan Kesehatan Anak Lain
Balita berusia dua tahun ke atas mungkin mulai suka berinteraksi dengan bayi. Namun, ini juga tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Ingatlah bayi sangat rentan terkena penyakit, sedangkan balita bisa menjadi pembawa banyak sekali infeksi. Terutama jika mereka sehari-hari beraktivitas di day care atau sering bermain di luar rumah.
Etika untuk balita dan anak-anak yang sudah lebih besar adalah mencuci tangan dan bersih-bersih sebelum menyentuh bayi. Jika mereka sedang sakit atau tidak enak badan, sebaiknya tidak mendekati bayi sama sekali. (Halodoc/Alodokter/Mamasewa/Z-2)