Hamas Kecam Warga Gaza yang Protes sebagai Pengkhianat

3 weeks ago 14
Hamas Kecam Warga Gaza yang Protes sebagai Pengkhianat Warga Gaza.(Al Jazeera)

HAMAS mengecam protes yang terjadi di Jalur Gaza, Palestina. Ini merupakan demonstrasi terbesar terhadap kelompok militan tersebut sejak konflik dengan Israel dimulai pada Oktober 2023.

Sayap militer kelompok tersebut menuduh para pengunjuk rasa sebagai agen yang mendukung Israel. Meningkatnya protes terhadap Hamas menunjukkan meningkatnya keresahan di Gaza, yang semakin membebani kekuatan militer kelompok tersebut yang sudah berkurang dan melemahkan cengkeramannya terhadap kekuasaan di wilayah tersebut.

Perkembangan ini dapat berdampak besar bagi Israel dan Amerika Serikat yang secara konsisten memandang Hamas sebagai penghalang utama perdamaian. Warga Palestina menghadiri unjuk rasa yang menyerukan diakhirinya perang, di Beit Lahia, di Jalur Gaza utara, pada 25 Maret 2025. 

Ratusan warga Palestina meneriakkan slogan-slogan anti-Hamas dalam protes di Gaza utara pada 25 Maret. Mereka menyerukan perang dengan Israel diakhiri, kata para saksi. 

Para pengunjuk rasa berkumpul di Gaza pada Selasa (27/3) meneriakkan slogan-slogan anti-Hamas dan menuntut perang diakhiri. Para penentang Hamas meneriakkan, "Keluar." Banyak juga yang membawa spanduk yang menuntut diakhirinya genosida Israel.

Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, menyiarkan pesan melalui saluran Telegram mereka yang mengatakan bahwa mereka yang turun ke jalan dalam demonstrasi mendukung pendudukan dengan nama protes anti-Hamas ialah agen. Ini merupakan istilah yang digunakan dalam bahasa Arab untuk merujuk pada pengkhianat, khususnya dalam konteks politik.

Kelompok tersebut juga menyatakan bahwa saingannya, otoritas Palestina di Ramallah, berada di balik protes tersebut. Juru bicara Fatah Munther Hayek meminta Hamas untuk mundur dari pemerintahan di Gaza, yang memungkinkan Otoritas Palestina dan Organisasi Pembebasan Palestina untuk bertanggung jawab. 

Ia menyatakan bahwa kehadiran Hamas merugikan perjuangan Palestina dan mendesak kelompok tersebut mendengarkan seruan perubahan guna membantu meringankan penderitaan di Gaza, menurut situs web berita Wafa.

Pada tahap awal konflik, Hamas menikmati dukungan signifikan dari warga Palestina, sebagian besar karena perlawanan mereka terhadap Israel dan solidaritas yang dipicu oleh kekerasan. Namun, dukungan ini telah memudar seiring berjalannya waktu, terutama karena krisis kemanusiaan di Gaza semakin dalam dan korban konflik telah meningkat.

Protes terhadap Hamas terjadi di tengah krisis kemanusiaan yang mendalam di Gaza. Sebagian besar infrastruktur termasuk fasilitas medis telah dihancurkan. Selain itu, PBB telah memutuskan untuk mengurangi operasi bantuan di jalur tersebut, dengan alasan serangan dahsyat Israel dan blokade masuknya bantuan kemanusiaan. Pekerja bantuan telah tewas dalam serangan Israel.

Ketegangan antara penentang Hamas telah muncul di media sosial dan platform pengiriman pesan. Sayap militer kelompok tersebut menuduh demonstran sebagai pengkhianat yang semakin memperparah perpecahan.

"Platform Khalik Waei telah memantau kampanye hasutan sistematis terhadap perlawanan Palestina di Jalur Gaza, menyusul pelanggaran perjanjian gencatan senjata oleh pendudukan dan melancarkan serangan berbahaya terhadap rumah-rumah dan tempat perlindungan warga sipil, yang mengakibatkan banyak korban. Berdasarkan temuan penelitian, tim Khalik Waei memperkirakan bahwa entitas utama yang mengarahkan kampanye hasutan tersebut adalah Unit Media Keamanan dalam Dinas Intelijen Palestina di Ramallah yang telah menghasut perlawanan dan pendekatan pembebasannya sejak awal agresi," ujar Brigade Al-Qassam.

Juru bicara Fatah Munther Hayek mengatakan, "Dengarkan seruan untuk perubahan guna membantu meringankan penderitaan di Gaza." (Newsweek/I-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |