
DOKTER spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan-Kepala dan Leher (THT-KL) Dr. dr. Fikri Mirza Putranto membeberkan beberapa kiat memilih perangkat pendengar (listening device) yang aman untuk kesehatan pendengaran. Dalam diskusi kesehatan yang diikuti secara daring dari Jakarta, Kamis (12/6), Fikri mengatakan alat dengar yang digunakan sehari-hari disarankan memiliki noise cancelling. Fitur ini berguna untuk meredam suara bising dari luar sehingga tidak membuat pemakai menaikkan volume saat menggunakan earphone.
"Jadi bisa redam bunyi lingkungan supaya tidak terdengar masuk ke dalam. Ini yang paling aman untuk dipakai di tempat ramai," kata Fikri.
Ia mengatakan, beberapa model listening device yang ada di pasaran seperti earbuds, over ear atau headphone yang menutup seluruh telinga atau bone conduction memiliki kemampuan menghasilkan suara maksimal 95 sampai 110 desibel. Penggunaan alat-alat ini sebenarnya hanya disarankan dipakai selama 15 menit, namun biasanya masyarakat memakai dalam waktu lebih dari satu jam untuk menemani perjalanan bahkan dipakai sampai tertidur.
Perangkat pendengaran dengan fitur noise cancelation dapat membantu telinga menerima suara yang ingin didengar dengan volume yang aman, karena tidak terganggu suara bising di luar. Namun fitur ini harus digunakan dengan bijak karena dengan meredam suara bising di luar, maka otak tidak bisa memilah mana yang bahaya dan tidak dan bisa menimbulkan kecelakaan karena terlalu fokus pada suara yang didengar dari earphone.
Dokter yang praktik di RS Universitas Indonesia ini juga menyarankan untuk memilih jenis alat dengar bone conduction karena kebutuhan untuk menaikkan volume lebih kecil dibanding jenis alat dengar lainnya.
"Bone conduction walaupun tidak bisa melindungi bunyi (dari luar), tapi kebutuhan untuk menaikkan volume-nya lebih kecil dibandingkan jenis lainnya. Jadi kalau misalnya teman-teman atau adik-adik sambil jalan, misalnya sambil lari, selain mendengar bunyi di perangkat pendengaran, juga harus tahu ada bunyi lingkungan," sarannya.
Ia juga menyarankan untuk menggunakan earphone selama kurang dari 60 menit per hari dengan volume maksimal 60%, memperhatikan tanda ambang bahaya volume pada handphone, istirahat lima menit setiap satu jam pemakaian. Untuk alat dengar dengan model earbud yang menempel dengan telinga, dapat meningkatkan serumen di telinga yang membuat gatal. Sehingga perlu diperhatikan kebersihan earbud dengan menaruh di tempat bersih dan jangan menggaruk telinga atau mengorek jika gatal.
Fikri menyarankan untuk melakukan pemeriksaan pendengaran tahunan jika memang aktif menggunakan personal listening device. Jika sudah mengalami gangguan pendengaran maka bisa dibantu dengan alat bantu dengar untuk memperbaiki fungsi pendengaran, meredam bunyi lingkungan dan mengembalikan fungsi memilih bunyi mana yang mau didengar.
"Pada kasus yang sangat berat, biasanya ini kita temukan pada orang-orang yang latihan menembak pilihannya adalah operasi. Jadi, kita mengganti fungsi rumah siput dengan implan koklea," tuturnya.(M-2)