Gencatan Senjata Tahap Pertama Berakhir, Hamas Tuntut Penerapan Fase Kedua

1 week ago 15
Gencatan Senjata Tahap Pertama Berakhir, Hamas Tuntut Penerapan Fase Kedua Ilustrasi(Anadolu)

KELOMPOK militan Palestina Hamas bersikeras terhadap penerapan fase gencatan senjata kedua setelah Israel menyetujui perpanjangan sementara fase awal.

"Satu-satunya cara untuk mencapai stabilitas di kawasan dan pemulangan para tahanan adalah dengan menyelesaikan implementasi perjanjian dimulai dengan implementasi fase kedua," kata pemimpin Hamas Mahmoud Mardawi dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Al Arabiya, Minggu (2/3).

Tahap pertama gencatan senjata Israel-Hamas berakhir pada hari Sabtu (1/3), tetapi negosiasi pada tahap berikutnya untuk mencapai gencatan senjata permanen belum disepakati.

Gencatan senjata tahap awal mulai berlaku pada tanggal 19 Januari setelah lebih dari 15 bulan perang yang dipicu oleh serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 terhadap Israel. Ini merupakan serangan paling mematikan dalam sejarah negara tersebut.

Selama tahap awal enam minggu, militan Gaza membebaskan 25 sandera yang masih hidup dan mengembalikan jenazah delapan orang lainnya ke Israel, sebagai imbalan atas ratusan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Tahap kedua dari gencatan senjata yang rapuh itu seharusnya mengamankan pembebasan puluhan sandera yang masih berada di Gaza dan membuka jalan bagi berakhirnya perang secara lebih permanen.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengirim delegasi ke Kairo, sementara mediator Mesir mengatakan pembicaraan intensif mengenai tahap kedua telah dimulai dengan kehadiran delegasi dari Israel serta sesama mediator Qatar dan Amerika Serikat.

Namun hingga Sabtu dini hari, tidak ada tanda-tanda konsensus dan juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan kelompok itu menolak perpanjangan tahap pertama dalam formulasi yang diusulkan oleh Israel.

Ia meminta para mediator untuk mewajibkan pendudukan mematuhi perjanjian dalam berbagai tahapannya.

Max Rodenbeck, dari lembaga pemikir International Crisis Group, mengatakan tahap kedua tidak dapat diharapkan untuk segera disepakati dan diterapkan.

"Namun saya pikir gencatan senjata mungkin tidak akan runtuh juga," katanya.

"Skenario yang disukai Israel adalah membebaskan lebih banyak sandera di bawah perpanjangan fase pertama, daripada fase kedua," kata Menteri Pertahanan Israel Katz.

Sebuah sumber Palestina yang dekat dengan perundingan tersebut mengatakan bahwa Israel telah mengusulkan untuk memperpanjang fase pertama dalam interval satu minggu berturut-turut. Hal itu bertujuan untuk melakukan pertukaran sandera-tahanan setiap minggu.

Dari 251 sandera yang ditangkap selama serangan Hamas, 58 masih ditahan di Gaza, termasuk 34 yang menurut militer Israel telah tewas.

Hamas telah mendorong keras untuk memulai fase kedua, setelah menderita kerugian besar dalam perang tersebut.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan gencatan senjata Israel-Hamas harus dipertahankan.

"Hari-hari mendatang sangat penting. Para pihak harus berusaha keras untuk menghindari kegagalan kesepakatan ini," kata Guterres di New York.

Gencatan senjata tersebut memungkinkan distribusi bantuan yang lebih besar ke Jalur Gaza, di mana lebih dari 69% bangunan rusak atau hancur, hampir seluruh penduduk mengungsi, dan kelaparan meluas terjadi karena perang, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Perang Gaza dimulai dengan serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel, yang mengakibatkan kematian 1.218 orang, sebagian besar warga sipil.

Pembalasan Israel telah menewaskan 48.388 orang di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas, angka-angka yang dianggap PBB dapat diandalkan. (Fer/I-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |