Gelas Bir Isaac Newton Akan Dipamerkan di Pameran Royal Society di London

1 week ago 10
Gelas Bir Isaac Newton Akan Dipamerkan di Pameran Royal Society di London Royal Society di London akan memamerkan gelas bir kayu milik Isaac Newton untuk pertama kalinya dalam 160 tahun.(Media Sosial X)

ISAAC Newton telah lama menjadi sosok yang akrab di berbagai museum di seluruh dunia. Kini, salah satu barang milik ilmuwan terkenal ini yang paling berharga akan dipamerkan untuk pertama kalinya dalam 160 tahun: gelas bir miliknya.

Gelas kayu ini akan dipajang untuk umum di Royal Society, London, mulai 4 Maret, bersama dengan barang-barang lain seperti karya terbesar Newton, Principia, dan cetakan wajahnya yang dibuat setelah kematiannya sebagai referensi bagi patung-patungnya.

Pameran ini merupakan hasil dari 20 tahun penelitian ilmuwan Carmichael Wallace dan sejarawan Stephen Snobelen, yang berhasil merekonstruksi sejarah gelas tersebut melalui surat-surat, catatan silsilah keluarga, wasiat, majalah, surat kabar, dan bahkan puisi.

Penelitian mereka menunjukkan Newton hanya minum bir dalam jumlah kecil. Sebaliknya, gelas ini lebih menunjukkan bagaimana ia menggunakan bir dalam pekerjaannya. Dugaan mereka menyatakan Principia, karyanya yang paling terkenal, mungkin ditulis menggunakan tinta buatannya sendiri, yang salah satu bahannya adalah bir.

Newton memberikan gelas kayu ini—jenis yang umum digunakan untuk minum bir—kepada teman sekamarnya selama 20 tahun, John Wickins, yang juga kadang-kadang bertindak sebagai asisten laboratoriumnya. Gelas ini ditemukan bersama barang-barang lain di rumahnya di Trinity College, Cambridge.

Penelitian mereka juga menyoroti eksperimen Newton yang berkaitan dengan bir, termasuk studi tentang fermentasi, serta penggunaannya dalam tinta tulis. Tinta ini masih dapat dibaca hingga sekarang dalam buku catatan dan surat-suratnya. Newton menulis dua resep tinta, yang keduanya kemungkinan besar menggunakan bir sebagai bahan utama.

Sedikit yang diketahui tentang kebiasaan minum Newton. Menurut asisten laboratoriumnya, Humphrey Newton, Isaac hanya minum bir dan ale saat makan dan dalam jumlah yang terbatas. Namun, dalam dokumen yang masih tersisa, terdapat banyak referensi tentang bir, ale, sari apel, dan anggur, termasuk dalam inventaris rumah tangganya serta diskusi dengan Henry Oldenburg mengenai jenis apel terbaik untuk membuat sari apel berkualitas. Newton merekomendasikan apel redstreak.

"Keluarga Wickins sangat menghormati gelas ini karena pernah dimiliki oleh Newton. Benda ini dianggap sebagai semacam relik suci," ujar Snobelen.

"Meskipun analisis kimia terhadap tinta dalam manuskrip Newton yang sangat banyak belum dilakukan, banyak penulis abad ke-17 yang menggunakan bir sebagai pelarut dalam tinta buatan mereka. Dua resep tinta Newton yang masih ada menunjukkan bahwa ia juga melakukan hal yang sama, setidaknya selama ia berada di Cambridge."

Keith Moore, kepala perpustakaan dan arsip di Royal Society, mengatakan: "Kami memang suka merefleksikan ilmu pengetahuan masa lalu, tetapi membayangkan Sir Isaac Newton dalam konteks bir adalah hal baru bagi Royal Society. Menurut teman-temannya, Newton adalah sosok yang cukup ramah, tetapi saya sulit membayangkan ia minum terlalu banyak dari gelasnya sambil merancang ide-ide revolusioner—sebagai ilmuwan, Newton bukan orang yang mudah tertipu."

Gelas kayu ini, yang disebut sebagai "pint flagon" oleh James Wickins, cucu John Wickins, dalam Gentleman’s Magazine tahun 1802, telah dipamerkan secara publik setidaknya tiga kali, terakhir kali tahun 1865.

Newton terpilih sebagai anggota Royal Society pada 1672, 12 tahun setelah lembaga ini didirikan, dan menjabat sebagai presidennya dari tahun 1703 hingga wafat pada 1727. (The Guardian/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |