Fluktuasi Harga Minyak Dunia masih di Bawah Asumsi APBN

6 hours ago 3
Fluktuasi Harga Minyak Dunia masih di Bawah Asumsi APBN Pekerja Pertamina memeriksa fasilitas produksi di unit Kilang Langit Biru Cilacap (KLBC) yang dikelola PT Kilang Pertamina Internasional Unit Cilacap, Jawa Tengah.(MI/Usman Iskandar)

MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyambut baik penurunan harga minyak dunia yang kini berada di kisaran US$66 per barel, setelah Amerika Serikat mengumumkan gencatan senjata Iran dan Israel. Angka tersebut tercatat lebih rendah dibanding asumsi harga minyak dalam rancangan APBN 2025 yang dipatok sebesar US$82 per barel.

Bahlil mengatakan, meski ketegangan di Timur Tengah belum mereda, harga minyak dunia belum pernah mencapai di atas US$75 per barel dalam beberapa bulan terakhir.

"Artinya, secara APBN itu bagus sebenarnya masih sekitar US$67 per barel," kata Bahlil di Jakarta, Selasa (24/6).

Ia menjelaskan fluktuasi harga minyak dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik global. Ketika konflik antara Iran dan Israel memanas, banyak negara, termasuk Indonesia, merasa khawatir.

Bahlil menambahkan, jika ke depan harga minyak kembali naik melebihi asumsi APBN, pemerintah perlu melakukan evaluasi dan menyusun strategi baru. 

"Kalau sampai harga minyak di atas US$82 per barel, tentu akan ada perhitungan ulang. Tapi, kita doakan saja agar perang ini selesai," kata Politikus Partai Golkar itu.

Menteri ESDM menekankan dalam situasi global yang penuh ketidakpastian seperti sekarang, Indonesia tidak bisa terlalu menggantungkan harapan pada negara lain. Menurutnya, setiap negara saat ini tengah berfokus menyelamatkan perekonomian domestiknya masing-masing.

"Dalam situasi global seperti ini, kita tak bisa terlalu berharap pada negara lain. Kita juga harus realistis, karena apa yang terjadi hari ini bisa saja berubah total besok," kata Bahlil. (Ins/E-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |