
FILM drama terbaru Falcon Pictures, Rumah Untuk Alie, membicarakan tentang pentingnya menciptakan ruang aman di lingkungan terdekat kita, yaitu keluarga. Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Ai Maryati Solehah memberikan apresiasi yang tinggi terhadap film ini setelah menyaksikannya.
Menurut Ai Maryati, film ini secara gamblang memperlihatkan perisakan (bullying) bukan hanya terjadi di sekolah atau dunia maya, tapi bisa berakar dari rumah. Bentuk perundungan oleh orangtua bisa berupa ucapan yang membandingkan kakak dan adik, sikap pengabaian perasaan anak, hingga tekanan yang tak terlihat namun membekas mendalam.
“Saya berkali-kali tak mampu menahan air mata. Cerita dalam film ini sangat relevan, persis seperti pengaduan-pengaduan yang kerap kami terima di KPAI. Ini film yang sangat menyentuh, sangat touching,” kata Ai Maryati dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia, Selasa, (15/4).
Menurutnya, film Rumah Untuk Alie yang tayang mulai 17 April 2025 di biskop, menjadi cermin yang menegur, sekaligus menjadi pelukan hangat untuk para korban yang selama ini merasa sendirian. Pesan kuat dari film ini adalah ketika kita melihat perundungan di sekitar kita, jangan pernah diam. Bantu, dampingi, dan jadilah bagian dari solusi.
“Langkah awal untuk mengakhiri perundungan bisa dimulai dari rumah kita sendiri. Dengan menciptakan ruang aman di keluarga dan tidak membiarkan kekerasan verbal atau emosional terjadi di antara anggota keluarga. Film ini bukan hanya hiburan. Ia adalah seruan. Ia adalah harapan,”. (M-1)