Fadli Zon Resmikan Museum Sarkofagus di Bali

2 weeks ago 16
Fadli Zon Resmikan Museum Sarkofagus di Bali Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon saat meresmikan Museum Sarkofagus di Gianyar, Bali, Kamis (27/2/2025).(ANTARA/HO-Kementerian Kebudayaan)

MENTERI Kebudayaan Fadli Zon meresmikan Museum Sarkofagus di Kabupaten Gianyar, Bali, Kamis (27/2).

Fadli menyebut peresmian Museum Sarkofagus itu sebagai langkah besar dalam melestarikan warisan sejarah serta langkah penegasan kembali narasi Indonesia sebagai salah satu pusat peradaban tertua di dunia.

"Sebagai peninggalan arkeologis, sarkofagus-sarkofagus ini menjadi jendela yang membuka wawasan kita terhadap bagaimana leluhur Nusantara memahami kehidupan, kematian, hubungan dengan alam semesta, dan bahkan sistem sosial prasejarah yang terorganisir," ujar Fadli.

"Museum ini hadir untuk menghidupkan kembali narasi tersebut, sebagai pusat edukasi, riset, dan konservasi, agar generasi mendatang dapat memahami dan menghargai jejak panjang peradaban kita," lanjutnya.

Museum Sarkofagus ini menampilkan 33 koleksi sarkofagus yang berasal dari berbagai daerah di Bali, pertama kali dikumpulkan oleh arkeolog senior Indonesia RP Soejono pada 1958. 

Sarkofagus dinilai penting untuk memahami lebih dalam tentang keyakinan, norma, dan struktur masyarakat prasejarah.

Keberadaan sarkofagus di Bali terkait erat dengan budaya megalitik di berbagai wilayah Indonesia; mulai dari kubur batu di Sumba, liang atau makam tebing di Toraja, hingga pemakaman tempayan di Gilimanuk, Bali Barat.

"Sarkofagus yang ditemukan di Bali ini bahkan lebih primitif sehingga bisa jadi lebih tua, dengan berbagai motif ukiran yang masih menjadi misteri. Kita akan dorong kajian dan penelitian lanjutan terhadap temuan-temuan ini, untuk mengungkap lebih banyak informasi dan tata hidup masyarakat prasejarah Nusantara," tambahnya.

Menbud berharap aktivasi museum ini dapat membawa narasi peradaban kuno lebih dekat dengan masyarakat. 

Dalam laporannya Plt Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV, I Gusti Agung Gede Artanegara mengungkapkan tantangan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya warisan ini sehingga membutuhkan edukasi kepada masyarakat, penelitian mendalam serta pendekatan agar generasi muda merasa dekat dengan sejarah.

Oleh karena itu, museum ini dirancang lebih imersif dan edukatif, termasuk bekerja sama dengan Universitas Udayana dan Asosiasi Museum Indonesia (AMI) dalam pengembangan digitalisasi dan multimedia interaktif.

Fadli juga menyoroti pentingnya mengembangkan museum-museum di Indonesia sebagai pusat edukasi, literasi, rekreasi, hingga seni dan ruang publik. 

Saat ini, Indonesia memiliki setidaknya 469 museum, termasuk yang dikelola oleh pemerintah pusat, daerah, swasta, dan perorangan.

Angka tersebut, menurut Fadli, masih terbilang kecil dibandingkan kekayaan dan keanekaragaman budaya Nusantara. 

Ia mendorong konsep museum yang lebih fleksibel, termasuk model open-air museum, tempat warisan budaya tak dibatasi oleh dinding bangunan.

Mennbud lantas mengapresiasi kerja tim Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV, dengan dukungan dari berbagai pihak dan berharap harap aktivasi museum ini dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dan minat yang lebih besar terhadap warisan leluhur. (Ant/Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |