
Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Victor Tinambunan menyerukan penutupan PT Toba Pulp Lestari (TPL). Sebab, keberadaan perusahaan itu membawa dampak ekologis yang serius bagi Tanah Batak dan kawasan Danau Toba.
Baca juga: PT TPL Sangkal Pernyataan Ephorus HKBP
Baca juga: PBNU dan HKBP Berkolaborasi Atasi Berbagai Masalah Bangsa saat Ini
"HKBP menyerukan untuk menutup PT. TPL, karena kami melihat lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya," kata dia di sela-sela kunjungan ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta, Rabu (18/6).
Baca juga: Ini Sikap PBNU dan HKBP dalam Menghadapi Kerusakan Lingkungan
Victor mengaku berbagi kisah dengan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya untuk menyelesaikan kerusakan hutan di kawasan Danau Toba. "Secara khusus saya datang dari Tapanuli Raya, saya juga sharing dengan Gus Yahya, tadi (penggundulan hutan) banyak mudaratnya daripada manfaatnya di Tanah Batak dan Danau Toba yang sangat tercemar," katanya.
Baca juga: Toba Pulp Lestari Hormati Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal
Dia menuturkan, hutan di Tanah Batak sudah hampir habis. Saat ini, lanjut dia, hanya ditanami tanaman monokultur eukaliptus yang justru mendegradasi alam.
"Eukaliptus itu merusak alam. Sungai-sungai kecil sudah habis. Sungai besar debit airnya sangat kecil. Sehingga, kalau musim kemarau, sungai mengering, kalau musim hujan sungai meluap hingga banjir, tanah longsor dan lain sebagainya," kata Victor.
Eukaliptus adalah adalah pohon yang menjadi bahan baku bubur pulp yang diproduksi PT TPL.
Dia menegaskan, HKBP berupaya menyelamatkan kerusakan lingkungan dengan pendekatan agama. Menurutnya, menjaga dan melestarikan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama.
Peran agama
Gus Yahya menegaskan pentingnya peran agama dalam memberikan solusi atas tantangan yang dihadapi masyarakat.
"NU sendiri telah mengartikulasikan dengan sangat serius bahwa di tengah berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat, agama-agama ini harus hadir sebagai sumber solusi, sumber jalan keluar dari masalah-masalah itu," kata dia.
Sebelumnya, dalam keterbukaan informasi di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan bubur kertas PT Toba Pulp Lestari Tbk (INRU) mengumumkan berhenti beroperasi pada 29 Desember 2024. Pasalnya, mereka kekurangan bahan baku berupa kayu dari sebagian wilayah kegiatan operasional Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH).
Direksi mengatakan kekurangan bahan baku berupa kayu itu karena terjadi klaim tanah yang dilakukan sekelompok masyarakat di wilayah operasional PBPH.